Jumat, 15 Juli 2011

perbekalan dan perlengakapan pendakian

Mungkin kita sebagai pendaki gunung sering mendengar kata-kata dari orang banyak,yaitu  “Buat apa naik gunung kalau nanti harus turun juga,” begitu omelnya tidak mengerti. Bagi orang awam kegiatan naik turun gunung, mengarungi jeram, menelusuri lorong gelap abadi, dan memanjat tebing memang dipandang kegiatan yang sia-sia. Apalagi seringkali nyawa sebagai taruhannya, tak heran kalau omelan Kapten Haddock terasa mewakili pandangan awam.



Kendati begitu, kegiatan petualangan di alam bebas justru semakin berkibar di persada tercinta ini. Sebut saja ekspedisi sevent summit, ekspedisi Leuser, ekspedisi Memberamo dan masih banyak lagi. Bahkan peminat aktivitas yang sepi tepuk tangan penonton ini semakin menjamur di Nusantara.



Lantas, apa sih yang mendorong para petualang mengeluti dunianya, hingga mereka cuek saja terhadap pandangan awam ? Sebenarnya para petualangan itu pada awalnya berangkat dari rasa iseng belaka, ikut-ikutan dan sekedar pemuas rasa ingin tahu mereka. Namun apa pun awal perkenalan dengan dunia petualangan, yang jelas mereka langsung ketagihan dengan dunia itu. Seolah-olah alam bebas bagai magnit yang terus menarik-narik mereka untuk kembali berpetualang kembali.



Biarpun kita mendaki gunung yang sama, pengalaman yang kita peroleh selalu berbeda. Artinya para petualang selalu mencari hal baru / tantangan baru dan bagaimana cara mengatasi tantangan itulah yang menyebabkan mereka selalu kembali ke alam bebas. Selain itu, tentu saja pemandangan indah yang ditawarkan alam bebas berperan besar dalam membujuk para petualang untuk turun kembali ke alam bebas.



Pada mulanya mereka memang mendapat kepuasan setelah menjawab tantangan dan menikmati panorama indah yang disodorkan alam bebas. Tetapi dari pengalaman naik turun gunung itu, pelan-pelan mereka mendapat sesuatu yang lebih. Bukan lagi sekedar kepuasan mencapai puncak ketinggian. Sifat-sifat positif secara perlahan akan terbentuk, sifat-sifat yang memang diperlukan pada saat-saat bertualang maupun dalam kehidupan sehari-hari.



Sifat-sifat tersebut misalnya, berani mengambil keputusan. Di dalam situasi yang kritis, kita dituntut untuk secepat mungkin mengambil keputusan dengan bijak dan kepala dingin. Dan yang pasti keputusan tersebut tidak akan membahayakan keseluruhan tim, apalagi pada saat tersebut kita bertindak sebagai ketua rombongan.



Perselisihan bukanlah barang asing dalam dunia petualangan. Yang muncul akibat kondisi mental dan phisik yang sudah letih, sehingga kita mudah sekali tersinggung. Tapi karena kondisi alam bebas yang menuntut kerjasama, para petualang tidak bisa mengumbar emosinya begitu saja. Sediki demi sedikit emosi pun dapat dikendalikan, sehingga tidak tertutup kemungkinan perselisihan terlupakan.



Dengan naik gunung pun kita berlatih memotivasi diri. Karena di gunung yang menjadi penghalang utama adalah si pendaki itu sendiri. Capek-lah, dingin-lah, masih jauh-lah hingga mereka tidak mau melanjutkan perjalanannya. Kalau saja mereka bisa mengalahkan perasaan itu dalam kehidupan sehari-hari, ini bisa sangat berguna pada saat kita menghadapi masalah pelik.



Begitu juga dengan sifat cermat membuat perhitungan dan tidak mudah mengeluh. Kondisi alam bebas yang sulit diduga menuntut persiapan dan perhitungan yang matang, kalaupun ada yang meleset harus kita hadapi dengan pikiran dingin dan lapang dada tanpa saling menyalahkan. Di tengah hutan kita akan mengeluh kepada siapa, toh yang kita keluhi pun dalam kondisi yang sama, malah-malah keluhan kita bisa mengendorkan mentalitas rekan lainnya.



Dalam melakukan aktivitas ini kita dituntut untuk selalu jujur, misal suatu ketika kita melakukan pendakian seorang diri dan tidak mencapai puncak. Bisa saja kita bilang sampai dipuncak, toh tak ada saksi yang akan menyanggahnya, disinilah kita harus jujur, karena pengalaman yang terjadi mungkin berguna bagi teman-teman yang lain. Bila kita sudah mencapai tahap ini, puncak bukan lagi menjadi sasaran utama. Begitu pula dengan kebanggaan yang dulu sampai-sampai bisa menyesakkan dada karena berhasil menaklukkan sebuah puncak, perlahan akan hilang. Karena yang lebih esensi dalam tahap ini adalah bagaimana kita mendapatkan tantangan baru dan bagaimana memecahkannya.



Juga mengurangi nafsu merusak seperti corat-coret, memetik edellweis dan membuang sampah sembarangan sudah lama mereka tinggalkan. Karena motto “ Jangan ambil sesuatu kecuali photo dan jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak “ sudah melekat pada diri mereka. Tetapi semua ini adalah proses yang harus dilalui oleh semua orang untuk menjadi pecinta alam sejati.

Untuk menjadi seorang petualang yang baik kita harus mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang cukup, peralatan dan perbekalan yang memadai, mental dan phisik yang baik serta daya juang yang tinggi. Tanpa itu jangan harap kita bisa selamat dalam melaksanakan aktivitas petualangan, sedangkan mereka yang telah cukup memiliki segala sesuatunya pun terkadang tidak luput dari resiko berat aktivitas out door sport ini.



Semua aktivitas yang dilakukan manusia mempunyai resiko, begitu pula dengan aktivitas petualangan di alam bebas. Ibaratkan seorang pelaut yang harus meninggalkan keluarganya berbulan-bulan, itu adalah resiko dari profesi keahlian yang digelutinya. Kaum awam seringkali mengidentifikasikan kegiatan out door sport sebagai aktivitas yang dekat dengan kematian, padahal para petualang sebetulnya adalah orang-orang yang menghargai kehidupan, hal ini terlihat bagaimana mereka menerapkan safety procedure dalam setiap aktivitasnya. Kalau bicara soal kematian, di atas tempat tidur pun apabila Allah menghendaki, kita semua bisa mati atau bisa kita lihat bagaimana banyaknya orang mati karena kecelakaan lalulintas. Jadi tidak perlu takut melakukan aktivitas petualangan di alam bebas.



Menjadi petualang yang baik kita harus mengetahui peralatan yang harus dibawa dan dipakai, sehingga kita tidak akan membawa peralatan yang tidak berguna dalam kondisi daerah petualangan. Disini kita harus merencanakan segala sesuatunya masak—masak, karena persiapan perlengkapan adalah awal dari penjelajahan itu sendiri.



Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanan perlengkapan pendakian, seperti kondisi medan yang akan dihadapi ( baik itu jarak; ketinggian; iklim; flora dan fauna ), aktivitas apa saja yang akan dilakukan, dan lamanya perjalanan ( hal ini khususnya akan berguna dalam memperhitungkan perbekalan yang harus kita bawa ).



Untuk memudahkan dalam pemeriksaan kembali barang-barang yang kita bawa perlu sekali dibuat daftar perlengkapan atau check list. Dan seandainya kita bertindak sebagai kepala suku kewajiban pertama kita adalah memeriksa peralatan yang dibawa anggota dan untuk setiap anggota kelompok jangan membawa beban diatas beban maksimum ( 15 - 20 kg )



PERLENGKAPAN PRIBADI



§ Perlengkapan MCK

§ Perlengkapan menjahit darurat

§ Alat tulis

§ PPPK pribadi

§ Surat-surat pribadi



PERLENGKAPAN JALAN


Sepatu



Ada beberapa patokan untuk memilih sepatu yang baik. Sepatu gunung yang terbuat dari kulit atau sintetis serupa adalah pilihan tepat karena bahan ini kuat dan tahan lama, jangan memilih sepatu dari bahan kanvas karena bahan ini tidak tahan lama, gampang sobek, dan mudah lapuk apalagi dari bahan karet karena tidak bisa menyerap keringat.

Pilihlah sepatu dengan tumit dan sol yang berkembang serta kuat dengan ceruk yang dalam, karena dapat berguna untuk menahan laju badan ketika turun dan dapat digunakan untuk menjejakkan kaki dengan mantap di tanah berpasir, berbatu, dan becek. Untuk melindungi kaki dari lecet diperlukan penggunaan kaos kaki rangkap, maka pilihlah sepatu dengan nomor lebih besar dari ukuran biasanya.

Disamping itu sepatu harus mempunyai leher yang tinggi dengan berlapiskan bahan lunak dan tebal, sehingga mampu melindungi mata kaki dari resiko terkilir namun begitu jangan memilih leher yang terlalu tinggi karena akan menyebabkan sirkulasi udara terganggu.

Sepatu yang basah harus dikeringkan secara hati-hati. Tindakan yang salah adalah dengan menjemur sepatu secara langsung terkena terik sinar matahari atau mengeringkannya didekat api, karena hal ini akan menyebabkan sepatu menjadi keras. Khusus sepatu dari kulit harus selalu disemir agar kulit tidak rusak dan keras.

Pada waktu sepatu habis digunakan, jangan biarkan kaos kaki berada didalamnya karena akan menyebabkan bau dan ruangan tidak sehat. Bawalah tali sepatu cadangan, sebab tak jarang tali sepatu yang terpasang putus. Di alam bebas, bilamana kita beristirahat maka letakan sepatu diujung kayu yang ditancapkan sehingga mulutnya menghadap ke tanah.


Kaos kaki



Bawalah kaos kaki sebanyak mungkin agar kaki selalu kelihatan bersih, terutama apabila kulit lecet atau terluka sehingga tidak akan infeksi. Selalulah memakai kaos kaki rangkap. Pertama-tama pakailah kaos kaki dari bahan katun karena bahan ini dapat menghangatkan kaki dan mampu menyerap keringat. Kemudian diatasnya pakailah kaos kaki dari bahan wol, karena bahan ini baik untuk menjaga kehangatan kaki kendati dalam keadaan basah. Tetapi kaos kaki dari bahan wol mudah bergeser, maka diperlukan kaos kaki dari katun didalamnya untuk menghalangi geseran langsung. Untuk tidur sangat baik digunakan kaos kaki wol panjang atau kaos kaki sepak bola.


Gaiter



Gaiter dibuat dari bahan kedap air yang digunakan untuk mencegah agar batu kerikil, pasir, pacet, lintah, dan air tidak masuk kedalam sepatu atau celana. Gaiter ini digunakan mulai dari bawah sepatu sampai lutut sehingga akan menutupi antara sepatu dan celana. Disamping itu gaiter juga akan menjaga otot betis selama dalam perjalanan.


Jas Hujan



Untuk menahan hujan, jas hujan sangatlah praktis digunakan sebab jenis ini dapat sekaligus menutupi ransel. Ada dua macam bahan yang digunakan untuk jas hujan yaitu plastik dan nilon tebal.

Jas hujan dari plastik memang kedap air, tetapi mudah sekali sobek dan tidak menyerap keringat. Sedangkan dari bahan nilon tidak kedap air, tetapi juga tidak menyebabkan badan kepanasan. Bila hujan tidak terlalu lebat jenis nilon lebih baik digunakan.

Ada lagi jenis jas hujan yang berupa celana dan baju yang kedap air. Dengan model ini gerak kita akan lebih leluasa, namun masih diperlukan jas hujan / caver bag untuk menutupi ransel.




Sarung tangan



Sarung tangan merupakan perlengkapan yang tak kalah penting dalam melakukan penjelajahan. Sarung tangan yang baik adalah yang mampu menutupi pergelangan tangan ,karena dipergelangan tangan ini terdapat pembuluh darah tepat dibawah kulit, sehingga apabila pergelangan tangan tidak tertutup maka udara dingin akan menyentuh pembuluh darah tesebut.

Sarung tangan dari kulit atau sintetis serupa merupakan pilihan tepat, ini terutama untuk memegang golok ketika menebas ranting, memutuskan semak-semak berduri dan memeriksa batu-batuan sebelum kita injak disamping melindungi tangan dari panasnya nesting.

Sarung tangan dari wol sangat berguna untuk menghangatkan tangan ketika istirahat atau tidur. Dan lebih baik lagi menggunakan sarung tinju karena jenis ini akan menyatukan seluruh jari kecuali ibu jari.


Topi Lapangan



Topi lapangan adalah alat penutup kepala yang mempunyai kegunaan sebagai penahan panas, dingin, dan hujan. Adapun jenis yang baik adalah yang mempunyai model seperti topi koboy dengan bahan katun.

Balaclava atau kethu yaitu sejenis topi yang sekaligus menutupi seluruh kepala, yang terbuat dari bahan wol sangatlah tepat untuk menahan dingin ketika beristirahat atau tidur. Topi jenis ini dapat dilipat sehingga kalau perlu bagian muka bisa di buka.

Pada daerah dingin, seluruh darah akan mengalir ke hati dan otak sehingga anggota badan yang lain terutama ujung jari akan terasa dingin. Untuk menanggulangi permasalahan ini adalah : jaga kepala dengan topi atau balaclava agar otak terlindung dari hawa dingin. Kemudian, jaga agar bagian dada terlingdung sehingga organ-organ penting didalamnya tetap hangat dengan demikian darah akan mengalir dengan normal ke anggota tubuh lainnya.


Syal



Sebagai bahan tambahan untuk menjaga dingin digunung adalah syal. Syal ini dapat dilibatkan di leher sebagai tambahan penghangat bagian yang sangat terbuka, syal dipakai untuk menambah kehangatan dada dan perut disamping juga bisa sebagai pelindung mulut dan hidung dari debu. Ada baiknya syal berwarna menyolok sehingga kalau diperlukan dapat digunakan sebagai tanda keadaan darurat. Bilamana dibutuhkan syal dapat digunakan untuk mitela.




Celana dan baju lapangan



Karena perubahan suhu udara di gunung seringkali tidak bisa diduga, maka bahan maupun model pakaian harus disesuaikan dengan keadaan tersebut terutama untuk menjaga kehangatan tubuh, mampu menahan terpaan angin dan hujan, tahan duri serta mampu menyerap keringat.

Pakaian dari katun baik untuk dipakai, hanya sayangnya jenis ini tidak mampu menghangatkan tubuh bila dipakai dalam kondisi basah. Pakaian dari wol dapat menghangatkan tubuh kendati basah, sehingga jenis ini sangat baik sekali digunakan didaerah petualangan.

Mendaki gunung dengan celana pendek bukanlah cara yang baik, karena kaki akan gampang sekali tergores batu dan kayu, terkena lintah dan pacet. Celana yang baik untuk mendaki gunung adalah model knickers, yaitu celana panjang sedikit dibawah lutut.

Kesalahan yang sering dilakukan oleh para pendaki adalah memakai pakaian dari jeans. Pakaian dari bahan ini sangat sukar sekali kering dan berat apabila basah.


Ransel



Dalam melakukan pendakian kita harus memastikan terlebih dahulu bahwa seluruh perlengkapan yang perlu akan terbawa dalam satu tempat. Untuk itu kita harus mempunyai ransel ukuran 80 – 90 liter agar semuanya tertampung.

Untuk memilih ransel yang baik harus kita perhatikan : sabuk penggendong, sabuk yang baik adalah sabuk yang dilapisi busa atau bahan lembut lainnya disamping itu sabuk tersebut harus cukup lebar sehingga beban merata di pundak, ransel yang baik juga harus mempunyai sabuk pinggang agar ransel dapat menempel di punggung tetapi fungsi yang lebih penting lagi agar berat ransel dapat dipindahkan ke pinggang dengan menaikan ransel sedikit lebih ke atas dan mengencangkan sabuk tersebut di pinggang.

Rangka eksterior sangat banyak sekali digunakan dalam pembuatan ransel, rangka ini dimaksudkan untuk membuat jarak antara ransel dan punggung agar benda-benda keras di dalam ransel tidak menyakitkan pemakaianya, kelemahan jenis ini adalah tidak dapat dibawa lari dan sulit dibawa masuk hutan rintisan. Disamping itu harus kita perhatikan pula luas ransel.


Velples


Senter



Senter merupakan perlengkapan vital lainnya dalam melakukan pendakian, agar perjalanan kita berjalan lancar ada baiknya membawa bohlam cadangan dan batu battry cadangan.





PERLENGKAPAN MASAK



§ Jligen air

§ Korek api

§ Nesting

§ Kompor lapangan

§ Bahan bakar ( Parafin, gas, spirtus )

§ Alat bantu makan



PERLENGKAPAN TIDUR


Matras



Untuk menambah kemampuan menghangatkan tubuh, matras atau lapisan busa harus di gelar di antara kantong tidur ( sleeping bag ) dan tanah. Akan lebih nyaman lagi bila kita menggunakan matras tiup.


Sleeping bag



Pada dasarnya ada dua jenis kantong tidur, yakni type persegi panjang yang dapat di gelar lebar seperti tikar ( lagi pula dua buah kantong tidur jenis ini bisa disatukan dengan menggabungkan risletingnya ), Type kedua adalah type mummi, kantong tidur jenis ini tidak bisa dibentangkan atau di buka tetapi lebih hangat dan ringan. Type kedua ini lebih baik bila dibandingkan type kedua.

Mutu kantong tidur ditentukan oleh kualitas bahan penghangat didalamnya. Bahan wol dan kapuk harganya murah tetapi terlalu berat dan besar, bahan dacron juga murah dan cukup hangat tetapi tidk bisa ringkas dalam membawanya, bahan yang terbaik adalah down atau bulu-bulu halus dari angsa / bebek jenis ini mampu menjaga kehangatan kendati suhu dibawah nol derajat.

Ada beberapa tehnik dalam menjahit kantong tidur yaitu kontruksi setik balik, dengan tehnik ini panas badan orang didalamnya masih bisa menerobos keluar lewat jahitannya yang tajam. Kontruksi tumpang tindih sedikit lebih baik dari kontruksi pertama. Kontruksi kotak memiliki tingkat kehangatan yang sama dengan tehnik setik balik. Kontruksi slant tubes adalah yang paling baik karena jahitan bagian dalam dan bagian luar akan saling menutupi.


Baju Hangat



Jaket dengan bahan down akan sangat berguna tetapi dalam keadaan basah tidak ada gunanya. Beberapa bahan dari serat sintetis seperti polyester ( Dacron,Fortrel ) dan Acrylics ( Orlon ) sedikit menyerap keringat tetapi cepat kering bila basah. Dacron Fiberfill II merupakan bahan yang terbaik karena lebih ringan dan tidak kuyup bilamana terkena hujan. Untuk mengetahuinya, biasanya di bagian leher tertulis nama bahan yang dipakai. Disamping itu sweater dari wol juga merupakan pilihan yang tepat.


Tenda



Dari bentuknya, tenda secara garis besar terbagi atas: type prisma, type piramid, dan type kubah. Ketiga type tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing, dimana yang akan dipilih itu sesuai selera kita.

Untuk memilih tenda yang nyaman perlu diperhatikan apakah tenda tersebut lembab didalamnya, ini terutama untuk tenda yang seluruhnya terbuat dari bahan kedap air sehingga air yang akan masuk dan keluar tenda tertahan. Pilihlah tenda yang mempunyai lembaran gantung ( Flysheet ) kedap air yang menutupi tenda serapat mungkin dan akan lebih baik lagi flysheet mempunyai tiang-tiang tersendiri. Selain itu perlu diperhatikan pula bagian alasnya, bagian ini harus dilapisi lembaran alas yang tebal dan kedap air. Dan pada pintu masuk dan jendela tenda harus memakai jaring tipis.





PERLENGKAPAN BANTU
Lentera atau lilin.
Peluit, selain sebagai alat bantu komunikasi dapat juga dipakai sebagai alat penghibur.
Payung, selain sebagai alat pelindung hujan dan panas dapat pula digunakan sebagai penampung air hujan.
Golok.
Cermin SOS.
Kaca pembesar.
Tali paramuka / Webbing / Tali rafia.
Kompas, Protractor, Altimeter, Peta, Busur derajat, Bolpoint tiga warna.
Kantong plastic.
Gelang karet.
Peniti.
Sandal.
Kamera photografi.
Pesawat komunikasi.



PERENCANAAN PERBEKALAN



Dalam perencanaan perjalanan. perencanaan perbekalan adalah hal yang vital. Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

§ Lamanya perjalanan.

§ Aktivitas yang dilakukan.

§ Keadaan medan yang dihadapi.



Beberapa hal yang diperhatikan dalam membawa perbekalan :

§ Mengandung kalori ( 3.500 – 5.000 kalori ).

§ Tahan lama.

§ Makanan siap pakai, irit air, dan irit bahan bakar.

§ Ringan, mudah didapat dan murah.



JENIS BAHAN MAKANAN DAN MACAM MAKANAN



A. Sumber dari hidrat arang tiap l00 gram



Nasi = 178 kalori

Havermout = 390 kalori

Kentang = 90 kalori

Singkong = 140 kalori

Roti = 248 kalori

Biscuit = 458 kalori

Dodol = 395 kalori

Tape singkong = 173 kalori

Gaplek = 363 kalori

Sagu = 353 kalori

Ubi jalar = 123 kalori

Kwaci = 515 kalori

Mie instant = 337 kalori

Saos tomat = 98 kalori

Kecap = 46 kalori

Krim = 204 kalori

Teh = 132 kalori

Gula pasir = 364 kalori

Gula aren = 368 kalori

Gula merah tebu = 356 kalori

Gula merah kelapa = 386 kalori

Madu = 294 kalori

Coklat pahit = 504 kalori

Coklat manis = 472 kalori

Coklat susu = 38l kalori

Susu kental tak manis = 138 kalori

Susu kental manis = 338 kalori

Udang kering / ebi = 296 kalori

Tering kering tawar sekali = 331 kalori

Teri kering = 170 kalori

Ikan asin kering = 193 kalori

Coklat bubuk = 298 kalori



B. Sumber dari protein tiap l00 gram



Tempe = 149 kalori

Kacang rebus kulit = 360 kalori

Telur ayam = 162 kalori

Telur bebek = 189 kalori

Tahu = 98 kalori

Kacang tanah sangan = 359 kalori



C. Sumber protein dari lemak tiap l00 gram



Corned = 241 kalori

Daging asap = 191 kalori

Dendeng = 433 kalori

Sardens = 338 kalori

Sosis daging = 452 kalori

Sosis hati = 387 kalori

Mentega = 725 kalori

Ham = 389 kalori

Keju = 326 kalori



Kandungan menu = Hidrat arang 4 kal / gram

Lemak 9 kal / gram

Protein 4 kal / gram





KEBUTUHAN KALORI



1. Metabolisme basal ……………………………………….. l. 200 kal / hari

2. Aktivitas tubuh :

§ Jalan kaki 2 mil / jam …………………………………. 45 kal / jam

3 mil / jam ………………………………….. 90 kal / jam

4 mil / jam ………………………………….. 160 kal / jam

§ Memotong kayu / menebas …………………………….. 260 kal / jam

§ Makan …………………………………………………. 20 kal / jam

§ Duduk ………………………………………………….. 20 kal / jam

§ Bongkar pasang ransel / bikin camp ……………………. 50 kal / jam

§ Menggigil …………………………………………… … 220 kal / jam

§ Berdiri tegak …………………………………………… 40 kal / jam

§ Berdiri santai …………………………………………… 30 kal / jam

§ Berlari ………………………………………………… 70 kal / jam

§ Tidur ……………………………………………………. 10 kal / jam

§ Menjahit dengan tangan ………………………………… 40 kal / jam

§ Ganti pakaian ………………………………………… 70 kal / jam

§ Mengupas …………………………………………… 60 kal / jam

§ Gerak badan sangat ringan ………………………… 90 kal / jam

Gerak badan ringan ………………………………… 140 kal / jam

Gerak badan sedang ………………………………… 310 kal / jam

Gerak badan berat …………………………………… 540 kal / jam



3. Aktivitas dinamis khusus …………………………… 6 % - 8 % dari 1 + 2 / hari

4. Total kalori yang dibutuhkan ……………………………… 1 + 2 + 3



PACKING



Dalam hal pengepakan kita lihat dulu desain ransel yang kita bawa, berprame atau tidak, untuk itu kita perlu mengetahui kegunaan masing-masing ransel :



RANSEL BERFRAME

Kebaikan
dapat meletakkan bobot beban lebih tinggi dan dekat pinggang
dapat membagi keseimbangan dengan cara mengikatkan tali dipinggang
meringankan beban dan muatan banyak

Kekurangan
kurang enak dipakai untuk hutan rintisan
tidak bisa dibawa lari



RANSEL TANPA FRAME

Kebaikan
enak dibawa masuk hutan rintisan
dapat dibawa lari
muatan tergantung beban

Kekurangan
muatan beban terbatas
keseimbanagn beban berkurang
pengepakan kurang baik menyebabkan ransel mudah merosot





CARA PACKING



§ kelompokkan barang menurut fungsi masing-masing.

§ setelah dikelompokkan masukkan ke dalam tas plastik sesuai fungsinya, agar terlindung dari hujan dan tidak berantakan.

§ simpan barang yang ringan di bagian bawah dan yang berat di bagian atas, agar berat beban seluruhnya bertumpu di pundak. Bagilah berat beban secara merata antara bagian kiri dan kanan.

§ letakkan barang-barang kecil dikantung ransel.

§ simpan barang yang sering dipakai ditempat yang mudah dijangkau, sedapat mungkin letakan sesuai tingkat kebutuhan misalnya perlengkapan tidur di bagian bawah, pakaian cadangan diatasnya, kemudian perlengkapan masak dan perbekalan , baru kemudian tenda diatasnya.

§ Manfaatkan ruang yang ada di ransel seefisien mungkin misalnya ruangan di dalam nesting harus kita isi dengan gula, kopi, teh, atau mie instan.

Ditulis Oleh : Unknown ~ Gubuk Curhat

Artikel perbekalan dan perlengakapan pendakian ini diposting oleh Unknown pada hari Jumat, 15 Juli 2011. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar.

:: Get this widget ! ::

0 komentar:

Posting Komentar

Screen saver