Senin, 25 Juli 2011

Jalan jalan akhir tahun ke gunung sindoro...dapet sanrise lumayan :D yang di tunjuk temen gua itu gunung merapi sama merbabu yang gede di sebelah kanan itu gunung sumbing.
kalau ada yang berminat liat sunrise kayak gini bisa bilang insyallah gua ajakin.hehehe 

Perempuan yang cenderung lebih teliti dan perhatian sebenarnya dapat menjadi tim pendamping yang cocok untuk pendaki lelaki atau malah menjadi tim sendiri/ tim utama. Apabila Anda ingin mencoba menjadi sang "putri gunung" walau utk pemula, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan sebelum mendaki gunung.

1. Latihan Fisik* Mendaki gunung memerlukan fisik yang kuat dan terlatih. Jika Anda bukan orang yang biasa berolahraga , sebaiknya mulai lakukan olahraga rutin beberapa bulan sebelum pendakian. Lari pagi 2-3 kali seminggu selama 30 menit, cukup untuk mengawali latihan fisik tersebut. Meskipun Anda mendapat julukan putri gunung, bukan berarti Anda lemah gemulai seperti putri raja yang manja.

2. Pelajari Lokasi* Internet menawarkan informasi yang tak terbatas mengenai berbagai lokasi pendakian gunung. Terlebih para pendaki, tidak sedikit yang menceritakan pengalaman pendakiannya. Anda dapat membaca berbagai informasi mengenai lokasi pendakian dari internet, sehingga dapat memperkirakan kendala-kendala yang mungkin terjadi di lapangan, termasuk perkiraan biaya perjalanan.

3. Pilih Waktu yang Tepat. Mendaki gunung di musim hujan, tentu akan merepotkan. Pendakian gunung akan semakin berat jika Anda basah kuyup atau perbekalan Anda basah karena hujan. Idealnya, pendakian dilakukan saat musim kemarau. Namun, pada cuaca yang seringkali tak dapat diperkirakan, pilih saja bulan-bulan di mana curah hujan kecil. Anda juga perlu mencari tahu cara-cara bertahan di cuaca buruk, sehingga siap menghadapinya saat mendaki nanti.

4. Buat Daftar Barang Bawaan* Buat daftar barang yang akan Anda bawa. Bawalah barang-barang yang berfungsi ganda, bahkan multifungsi. Periksa ulang barang, apakah sesuai dengan daftar dan pertimbangkan lagi barang-barang berukuran besar. Atur barang-barang yang berat di posisi teratas ransel, sehingga beban berat akan berada di punggung, bukan pinggang. Ini langkah kaki tetap nyaman selama pendakian. Simpan matras di dalam tas supaya matras tidak menyangkut di dahan atau ranting pohon . Bungkus pakaian dengan plastik agar tetap kering. Pisahkan pakaian kotor dan bersih dalam kantung plastik tersendiri, jangan dicampur begitu saja. Begitu juga dengan makanan. Gunakan kantung plastik atau kotak makanan plastik kedap udara agar makanan tetap baik dan aromanya tidak tercium hewan-hewan yang ada di lingkungan pegunungan.

5. Tinggalkan Bahan-bahan Kimiawi* Lingkungan pegunungan harus dijaga kelestariannya. Bahan-bahan kimia yang terdapat dalam detergen, pasta gigi, pembersih wajah, sabun , dan berbagai produk perawatan tubuh lainnya akan mencemari lingkungan gunung. Maka dari itu, tinggalkan saja berbagai produk perawatan tersebut di rumah. Untuk membersihkan tangan sebaiknya gunakan gel atau tissu antiseptik. Di pegunungan, Anda juga tidak selalu mempunyai kesempatan untuk mandi. Membersihkan diri sekadarnya sudah cukup.

6. Siapkan Perlengkapan Khusus Perempuan

Sebaiknya Anda mendaki gunung dalam masa bebas menstruasi . Jika Anda tetap harus mendaki gunung saat menstruasi, siapkan pembalut yang dapat membuat nyaman selama pendakian. Siapkan pula kantung plastik khusus untuk menampung pembalut yang sudah dipakai, jangan sekali-kali membuang pembalut di sembarang tempat. Memang, ada mitos tertentu jika Anda membuang pembalut sembarangan. Namun penjelasan yang paling masuk akal: pembalut akan mencemari lingkungan karena sulit terurai secara alamiah.

7. Selalu Sedia Kantung Plastik* Sampah yang Anda tinggalkan di gunung akan mencemari lingkungan. Selalu menyediakan kantung plastik untuk sampah dan membawanya adalah cara yang paling bijkasana. Di kaki gunung barulah Anda bisa membuang sampah tersebut di tempat sampah. Jika Anda mendaki gunung dalam satu tim, tunjuk satu orang yang bertugas untuk membawa sampah. Jangan sampai mengaku pecinta lingkungan, tapi meninggalkan banyak sampah di gunung. Semoga tips di atas berguna dan membuat orang-orang yang mendaki bersama Anda tidak lagi menjuluki Anda dengan sebutan "putri gunung".



diolah dari berbagai sumber

Minggu, 24 Juli 2011

Definisi Survival
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah menurut versi pencinta alam

S : Sadar dalam keadaan gawat darurat
U : Usahakan untuk tetap tenang dan tabah
R : Rasa takut dan putus asa hilangkan
V : Vitalitas tingkatkan
I : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya
V : Variasi alam bisa dimanfaatkan
A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya
L : Lancar, slaman, slumun, slamet

Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival ini, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah "STOP" yang artinya :
S : Stop & seating / berhenti dan duduklah
T : Thingking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan


Mengapa Ada Survival?

Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi.
Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :
• Keadaan alam (cuaca dan medan)
• Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
• Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)


Banyaknya kesulitan-kesulitan biasanya timbul akibat
kesalahan-kesalahan kita sendiri.
kembali ke atas
Kebutuhan survival
Yang harus dipunyai oleh seorang survivor

1. Sikap mental
- Semangat untuk tetap hidup
- Kepercayaan diri
- Akal sehat
- Disiplin dan rencana matang
- Kemampuan belajar dari pengalaman

2. Pengetahuan
- Cara membuat bivak
- Cara memperoleh air
- Cara mendapatkan makanan
- Cara membuat api
- Pengetahuan orientasi medan
- Cara mengatasi gangguan binatang
- Cara mencari pertolongan

3. Pengalaman dan latihan
- Latihan mengidentifikasikan tanaman
- Latihan membuat trap, dll

4. Peralatan
- Kotak survival
- Pisau jungle , dll

5. Kemauan belajar
Langkah yang harus ditempuh bila saudara atau kelompok anda tersesat :
• Mengkoordinasi anggota
• Melakukan pertolongan pertama
• Melihat kemampuan anggota
• Mengadakan orientasi medan
• Mengadakan penjatahan makanan
• Membuat rencana dan pembagian tugas
• Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia kuar
• Membuat jejak dan perhatian
• Mendapatkan pertolongan


Bahaya-bahaya dalam survival
Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain :
1. Ketegangan dan panik
Pencegahan :
- Sering berlatih
- Berpikir positif dan optimis
- Persiapan fisik dan mental
2. Matahari / panas
- Kelelahan panas
- Kejang panas
- Sengatan panas
Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas :
- Penyakit akut/kronis
- Baru sembuh dari penyakit
- Demam
- Baru memperoleh vaksinasi
- Kurang tidur
- Kelelahan
- Terlalu gemuk
- Penyakit kulit yang merata
- Pernah mengalami sengatan udara panas
- Minum alkohol
- Dehidrasi
Pencegahan keadaan panas :
- Aklimitasi
- Persedian air
- Mengurangi aktivitas
- Garam dapur
- Pakaian :
- Longgar
- Lengan panjang
- Celana pendek
- Kaos oblong
3. Serangan penyakit
- Demam
- Disentri
- Typus
- Malaria
4. Kemerosotan mental
Gejala : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris
Penyebab : Kejiwaan dan fisik lemah, Keadaan lingkungan mencekam
Pencegahan : Usahakan tenang, sering berlatih

5. Bahaya binatang beracun dan berbisa Keracunan
Gejala : Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadang-kadang
mencret, kejang-kejang seluruh badan, bisa pingsan.
Penyebab : Makanan dan minuman beracun
Pencegahan : Air garam di minum
Minum air sabun mandi panas
Minum teh pekat
Di tohok anak tekaknya

6. Keletihan amat sangat
Pencegahan : Makan makanan berkalori
Membatasi kegiatan
7. Kelaparan
8. Lecet
9. Kedinginan
Untuk penurunan suhu tubuh < style="font-weight: bold; font-style: italic;">Membuat Bivak (Shelter)

Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin
Jenis-jenis Shelter :

a. Shelter asli alam
Gua : Bukan tempat persembunyian binatang
Tidak ada gas beracun
Tidak mudah longsor
b. Shelter buatan dari alam
c. Shelter buatan
Syarat Shelter :
- Hindari daerah aliran air
- Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh
- Bukan sarang nyamuk/serangga
- Bahan kuat
- Jangan terlalu merusak alam sekitar
- Terlindung langsung dari angin



Mengatasi Gangguan Binatang

a. Nyamuk
• Obat nyamuk, autan, dll
• Bunga kluwih dibakar
• Gombal dan minyak tanah dibakar kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk
• Gosokkan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk

b. Laron
• Mengusir laron yang terlalu banyak dengan cabe yang digantungkan

c. Lebah
Apabila disengat lebah :
• Oleskan air bawang merah pada luka berkali-kali
• Tempelkan tanah basah/liat di atas luka
• Jangan dipijit-pijit
• Tempelkan pecahan genting panas di atas luka

d. Lintah
Apabila digigit lintah :
• Teteskan air tembakau pada lintahnya
• Taburkan garam di atas lintahnya
• Teteskan sari jeruk mentah pada lintahnya
• Taburkan abu rokok di atas lintahnya

e. Semut
• Gosokkan obat gosok pada luka gigitan
• Letakkan cabe merah pada jalan semut
• Letakkan sobekan daun sirih pada jalan semut

f. Kalajengking dan lipan
• Pijatlah daerah sekitar luka sampai racun keluar
• Ikatlah tubuh di sebelah pangkal yang digigit
• Tempelkan asam yang dilumatkan di atas luka
• Bobokkan serbuk lada dan minyak goreng pada luka
• Taburkan garam di sekeliling bivak untuk pencegahan



Membuat Perangkap (Trap)
Macam-macam Perangkap :
• Perangkap model menggantung
• Perangkap tali sederhana
• Perangkap lubang jerat
• Perangkap menimpa
• Apace foot share

Bahan :
• tali/kawat
• Umpan
• Batang kayu
• Cabang pohon


Membaca Jejak
Jenis :
• Jejak buatan : dibuat oleh manusia
• Jejak alami : tanda jejak sebagai tanda keadaan lingkungan

Jejak alami biasanya menyatakan tentang :
• Jenis binatang yang lewat
• Arah gerak binatang
• Besar kecilnya binatang
• Cepat lambatnya gerak binatang

Membaca jejak alami dapat diketahui dari :
• Kotoran yang tersisa
• Pohon atau ranting yang patah
• Lumpur atau tanah yang tercecer di atas rumput

Air
Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20 ñ 30 hari tanpa makan, tapi orang tsb hanya dapat bertahan hidup 3 - 5 hari saja tanpa air.
Air yang tidak perlu dimurnikan :

1. Hujan
Tampung dengan ponco atau-daun yang lebar dan alirkan ke tempat penampungan
2. Dari tanaman rambat/rotan
Potong setinggi mungkin lalu potong pada bagian dekat tanah, air yang menetes dapat langsung ditampung atau diteteskan ke dalam mulut
3. Dari tanaman
Air yang terdapat pada bunga (kantung semar) dan lumut

Air yang harus dimurnikan terlebih dahulu :
1. Air sungai besar
2. Air sungai tergenang
3. Air yang didapatkan dengan menggali pasir di pantai (+ 5 meter dari batas pasang surut)
4. Air di daerah sungai yang kering, caranya dengan menggali lubang di bawah batuan
5. Air dari batang pisang, caranya tebang batang pohon pisang, sehingga yang tersisa tinggal bawahnya lalu buat lubang maka air akan keluar, biasanya dapat keluar sampai 3 kali pengambilan

Makanan
Patokan memilih makanan :
• Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia
• Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok
• Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo
• Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan-lengan-bibir-lidah, tunggu sesaat. Apabila aman bisa dimakan
• Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam

Hubungan air dan makanan
• Untuk air yang mengandung karbohidrat memerlukan air yang sedikit
• Makanan ringan yang dikemas akan mempercepat kehausan
• Makanan yang mengandung protein butuh air yang banyak

Tumbuhan yang dapat dimakan
Dari batangnya :
• Batang pohon pisang (putihnya)
• Bambu yang masih muda (rebung)
• Pakis dalamnya berwarna putih
• Sagu dalamnya berwarna putih
• Tebu

Dari daunnya :
• Selada air
• Rasamala (yang masih muda)
• Daun mlinjo
• Singkong

Akar dan umbinya :
• Ubi jalar, talas, singkong

Buahnya :
• Arbei, asam jawa, juwet

Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya :
• Jamur merang, jamur kayu

Ciri-ciri jamur beracun :
• Mempunyai warna mencolok
• Baunya tidak sedap
• Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning
• Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan
• Bila diraba mudah hancur
• Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
• Tumbuh dari kotoran hewan
• Mengeluarkan getah putih

Binatang yang bisa dimakan
• Belalang
• Jangkrik
• Tempayak putih (gendon)
• Cacing
• Jenis burung
• Laron
• Lebah , larva, madu
• Siput
• Kadal : bagian belakang dan ekor
• Katak hijau
• Ular : 1/3 bagian tubuh tengahnya
• Binatang besar lainnya

Binatang yang tidak bisa dimakan
• Mengandung bisa : lipan dan kalajengking
• Mengandung racun : penyu laut
• Mengandung bau yang khas : sigung


Api
Bila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan panas yang dihasilkan merata.
1. Dengan lensa / Kaca pembesar
Fokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar.
2. Gesekan kayu dengan kayu.
Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan penyala, sehingga terbakar
3. Busur dan gurdi

Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala agar mudah tebakar.
Bahan penyala yang baik adalah kawul terdapat pada dasar kelapa, atau daun aren


Survival kit
Ialah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam perjalanan :
• Perlengkapan memancing
• Pisau
• Tali kecil
• Senter
• Cermin suryakanta, cermin kecil
• Peluit
• Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air
• Tablet garam, norit
• Obat-obatan pribadi
• Jarum + benang + peniti
• dll

Senin, 18 Juli 2011

GRAFIS VEKTOR DAN BITMAP

1. Pengertian Grafis Vektor dan Bitmap

Pengertian Grafis Vektor

Grafis vektor adalah objek gambar yang dibentuk melalui kombinasi titik-titik dan garis dengan menggunakan rumusan matematika tertentu.


Pengertian Grafis Bitmap

Grafis Bitmap adalah objek gambar yang dibentuk berdasarkan titik-titik dan kombinasi warna.


2. Kelebihan dan kekurangan grafis vektor dan bitmap

Kelebihan Grafis Vektor

· Ruang penyimpanan untuk objek gambar lebih efisien

· Objek gambar vektor dapat diubah ukuran dan bentuknya tanpa menurunkan mutu tampilannya

· Dapat dicetak pada resolusi tertingi printer Anda

· Menggambar dan menyunting bentuk vektor relatif lebih mudah dan menyenangkan


Kekurangan Grafis Vektor

· Tidak dapat menghasilkan objek gambar vektor yang prima ketika melakukan konversi objek gambar tersebut dari format bitmap


Kelebihan Grafis Bitmap

· Dapat ditambahkan efek khusus tertentu sehingga dapat membuat objek tampil sesuai keinginan.

· Dapat menghasilkan objek gambar bitmap darionjek gambar vektor dengan cara mudah dan cepat, mutu hasilnya pun dapat ditentukan


Kelemahan Grafis Bitmap

· Objek gambar tersebut memiliki permasalahan ketika diubah ukurannya, khususnya ketika objek gambar diperbesar.

· Efek yang diidapat dari objek berbasis bitmap yakni akan terlihat pecah atau berkurang detailnya saat dicetak pada resolusi yang lebih rendah


3. Mengetahui aplikasi untuk membuat grafis vektor dan bitmap

Program aplikasi untuk membuat grafis vektor dan bitmap itu banyak sekali macamnya, seperti Page Maker, Corel Photo Paint, CorelDraw, Adobe Photoshop dan masih banyak lagi yang lainnya. Tetapi yang akan dibahas disini program aplikasi CorelDraw dan Adobe Photoshop.

CorelDraw merupakan salah satu program yang banyak digunakan dalam pembuatan desain grafis dan editing Bitmap yang dilengkapi dengan full color management system dan interactive tools yang memudahkan dalam pembuatan dan editing suatu objek.

Sedangkan Adobe Photoshop merupakan salah satu program aplikasi yang digunakan unuk mengedit sebuah gambar (image) menjadi gambar yang lebih menarik, serta bisa menyunting foto dan gambar-gambar yang telah di-scan ke dalam komputer.
4. Grafis contoh contoh file vektor dan bitmap
Grafis Vektor


Grafis Bitmap

image source : here
5. Software pengolah grafis vektor : CorelDRAW, Macromedia Freehand, Adobe Illustrator dan software pengolah grafis bitmap : Adobe Photoshop,Paint, CorelPhotoPaint

di posting oleh indipha Ym

Jumat, 15 Juli 2011

PENGETAHUAN DASAR NAVIGASI DARAT


Pengetahuan Dasar Navigasi Darat


Peta
Koordinat
Analisa Peta
Kompas
Orientasi Peta
Resection
Intersection
Azimuth dan Back Azimuth
Merencanakan
Jalur Lintasan
Penampang Lintasan



Navigasi darat adalah ilmu praktis. Kemampuan bernavigasi dapat terasah jika sering berlatih. Pemahaman teori dan konsep hanyalah faktor yang membantu, dan tidak menjamin jika mengetahui teorinya secara lengkap, maka kemampuan navigasinya menjadi tinggi. Bahkan seorang jago navigasi yang tidak pernah berlatih dalam jangka waktu lama, dapat mengurangi kepekaannya dalam menerjemahkan tanda-tanda di peta ke medan sebenarnya, atau menerjemahkan tanda-tanda medan ke dalam peta. Untuk itu, latihan sesering mungkin akan membantu kita untuk dapat mengasah kepekaan, dan pada akhirnya navigasi darat yang telah kita pelajari menjadi bermanfaat untuk kita, dan tanah air.



Peta

Peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang dilihat dari atas, kemudian diperbesar atau diperkecil dengan perbandingan tertentu. Dalam navigasi darat digunakan peta topografi. Peta ini memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis kontur.

Beberapa unsur yang bisa dilihat dalam peta :
Judul peta; biasanya terdapat di atas, menunjukkan letak peta
Nomor peta; selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, kita bisa menggunakannya sebagai petunjuk jika kelak kita akan mencari sebuah peta
Koordinat peta; penjelasannya dapat dilihat dalam sub berikutnya
Kontur; adalah merupakan garis khayal yang menghubungkan titik titik yang berketinggian sama diatas permukaan laut.
Skala peta; adalah perbandingan antara jarak peta dan jarak horizontal dilapangan. Ada dua macam skala yakni skala angka (ditunjukkan dalam angka, misalkan 1:25.000, satu senti dipeta sama dengan 25.000 cm atau 250 meter di keadaan yang sebenarnya), dan skala garis (biasanya di peta skala garis berada dibawah skala angka).
Legenda peta, adalah simbol-simbol yang dipakai dalam peta tersebut, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisa peta.



Di Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, lalu peta dari Jawatan Topologi, yang sering disebut sebagai peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.



Koordinat

Peta Topografi selalu dibagi dalam kotak-kotak untuk membantu menentukan posisi dipeta dalam hitungan koordinat. Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :

1. Koordinat Geografis (Geographical Coordinate)

Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik. Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak) lebarnya adalah 3.7 cm. Pada skala 1:25.000, satu karvak sama dengan 30 detik (30"), dan pada peta skala 1:50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60").

2. Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM)

Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta (60 LU, 98 BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke timur. Sistem koordinat mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena itu untuk penentuan koordinat koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan. Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi menjadi sepuluh bagian (per 1mm).



Analisa Peta

Salah satu faktor yang sangat penting dalam navigasi darat adalah analisa peta. Dengan satu peta, kita diharapkan dapat memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang keadaan medan sebenarnya, meskipun kita belum pernah mendatangi daerah di peta tersebut.

1. Unsur dasar peta

Untuk dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya, pertama kali kita harus cek informasi dasar di peta tersebut, seperti judul peta, tahun peta itu dibuat, legenda peta dan sebagainya. Disamping itu juga bisa dianalisa ketinggian suatu titik (berdasarkan pemahaman tentang kontur), sehingga bisa diperkirakan cuaca, dan vegetasinya.

2. Mengenal tanda medan

Disamping tanda pengenal yang terdapat dalam legenda peta, kita dapat menganalisa peta topografi berdasarkan bentuk kontur. Beberapa ciri kontur yang perlu dipahami sebelum menganalisa tanda medan :
Antara garis kontur satu dengan yang lainnya tidak pernah saling berpotongan
Garis yang berketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis yang berketinggian lebih tinggi, kecuali diberi keterangan secara khusus, misalnya kawah.
Beda ketinggian antar kontur adalah tetap meskipun kerapatan berubah-ubah, Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedangkan daerah terjal mempunyai kontur rapat.



Beberapa tanda medan yang dapat dikenal dalam peta topografi:

a. Puncak bukit atau gunung biasanya berbentuk lingkaran kecil, tertelak ditengah-tengah lingkaran kontur lainnya.

b. Punggungan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk U yang ujungnya melengkung menjauhi puncak

c. Lembahan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk V yang ujungnya tajam menjorok kepuncak. Kontur lembahan biasanya rapat.

d. Saddle, daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian

e. Pass, merupakan celah memanjang yang membelah suatu ketinggian

f. Sungai, terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian kontur, biasanya ada di lembahan, dan namanya tertera mengikuti alur sungai. Dalam membaca alur sungai ini harap diperhatikan lembahan curam, kelokan-kelokan dan arah aliran.

g. Bila peta daerah pantai, muara sungai merupakan tanda medan yang sangat jelas, begitu pula pulau-pulau kecil, tanjung dan teluk



Pengertian akan tanda medan ini mutlak diperlukan, sebagai asumsi awal dalam menyusun perencanaan perjalanan.



Kompas

Kompas adalah alat penunjuk arah, dan karena sifat magnetnya, jarumnya akan selalu menunjuk arah utara selatan (meskipun utara yang dimaksud disini bukan utara yang sebenarnya, tapi utara magnetis). Secara fisik, kompas terdiri dari :

1. Badan, tempat komponen lainnya berada

2. Jarum, selalu menunjuk arah utara selatan, dengan catatan tidak dekat dengan megnet lain/tidak dipengaruhi medan magnet, dan pergerakan jarum tidak terganggu/peta dalam posisi horizontal.

3. Skala penunjuk, merupakan pembagian derajat sistem mata angin.



Jenis kompas yang biasa digunakan dalam navigasi darat ada dua macam yakni kompas bidik (misal kompas prisma) dan kompas orienteering (misal kompas silva, suunto dll). Untuk membidik suatu titik, kompas bidik jika digunakan secara benar lebih akurat dari kompas silva. Namun untuk pergerakan dan kemudahan ploting peta, kompas orienteering lebih handal dan efisien.

Dalam memilih kompas, harus berdasarkan penggunaannya. Namun secara umum, kompas yang baik adalah kompas yang jarumnya dapat menunjukkan arah utara secara konsisten dan tidak bergoyang-goyang dalam waktu lama. Bahan dari badan kompas pun perlu diperhatikan harus dari bahan yang kuat/tahan banting mengingat kompas merupakan salah satu unsur vital dalam navigasi darat



Orientasi Peta

Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya ( atau dengan kata lain menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncakan, nama sungai, desa dll. Jadi minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda dipeta adalah benar. Langkah-langkah orientasi peta:

1. Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.

2. Siapkan kompas dan peta anda, letakkan pada bidang datar

3. Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah medan sebenarnya

4. Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-tanda medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan

5. Ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya. Ingat hal-hal khas dari tanda medan.



Jika anda sudah lakukan itu semua, maka anda sudah mempunyai perkiraan secara kasar, dimana posisi anda di peta. Untuk memastikan posisi anda secara akurat, dipakailah metode resection.



Resection

Prinsip resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik ini paling tidak membutuhkan dua tanda medan yang terlihat jelas dan dapat dibidik (untuk latihan resection biasanya dilakukan dimedan terbuka seperti kebon teh misalnya, agar tanda medan yang ekstrim terlihat dengan jelas). Tidak setiap tanda medan harus dibidik, minimal dua, tapi posisinya sudah pasti.

Langkah-langkah melakukan resection:

1. Lakukan orientasi peta

2. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah

3. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut (untuk alat tulis paling ideal menggunakan pensil mekanik).

4. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik. Kompas orienteering dapat digunakan, namun kurang akurat.

5. Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.

6. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta.



Intersection

Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi sukar untuk dicapai. Sebelum intersection kita sudah harus yakin terlebih dahulu posisi kita dipeta. Biasanya sebelum intersection, kita sudah melakukan resection terlebih dahulu.

Langkah-langkah melakukan intersection adalah:

1. Lakukan orientasi peta

2. Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.

3. Bidik obyek yang kita amati

4. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta

5. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1-3

6. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.





Azimuth - Back Azimuth



Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection back azimuth diperoleh dengan cara:

a. Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth sama dengan azimuth dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º

b. Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya dama dengan 180º ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, seiperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º

Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan back azimuth.
Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.
Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.
Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).
Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut sebagai sistem man to man.

Merencanakan Jalur Lintasan

Dalam navigasi darat tingkat lanjut, kita diharapkan dapat menyusun perencanaan jalur lintasan dalam sebuah medan perjalanan. Sebagai contoh anda misalnya ingin pergi ke gunung Semeru, tapi dengan menggunakan jalur sendiri.

Penyusunan jalur ini dibutuhkan kepekaan yang tinggi, dalam menafsirkan sebuah peta topografi, mengumpulkan data dan informasi dan mengolahnya sehingga anda dapat menyusun sebuah perencanaan perjalanan yang matang. Dalam proses perjalanan secara keseluruhan, mulai dari transportasi sampai pembiayaan, disini kita akan membahas khusus tentang perencanaan pembuatan medan lintasan. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum anda memplot jalur lintasan.

Pertama, anda harus membekali dulu kemampuan untuk membaca peta, kemampuan untuk menafsirkan tanda-tanda medan yang tertera di peta, dan kemampuan dasar navigasi darat lain seperti resection, intersection, azimuth back azimuth, pengetahuan tentang peta kompas, dan sebagainya, minimal sebagaimana yang tercantum dalam bagian sebelum ini.

Kedua, selain informasi yang tertera dipeta, akan lebih membantu dalam perencanaan jika anda punya informasi tambahan lain tentang medan lintasan yang akan anda plot. Misalnya keterangan rekan yang pernah melewati medan tersebut, kondisi medan, vegetasi dan airnya. Semakin banyak informasi awal yang anda dapat, semakin matang rencana anda.

Tentang jalurnya sendiri, ada beberapa macam jalur lintasan yang akan kita buat. Pertama adalah tipe garis lurus, yakni jalur lintasan berupa garis yang ditarik lurus antara titik awal dan titik akhir. Kedua, tipe garis lurus dengan titik belok, yakni jalur lintasan masih berupa garis lurus, tapi lebih fleksibel karena pada titik-titik tertentu kita berbelok dengan menyesuaian kondisi medan. Yang ketiga dengan guide/patokan tanda medan tertentu, misalnya guide punggungan/guide lembahan/guide sungai. Jalur ini lebih fleksibel karena tidak lurus benar, tapi menyesuaikan kondisi medan, dengan tetap berpatokan tanda medan tertentu sebagai petokan pergerakannya.

Untuk membuat jalur lintasan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

1. Usahakan titik awal dan titik akhir adalah tanda medan yang ekstrim, dan memungkinkan untuk resection dari titik-titik tersebut.

2. Titik awal harus mudah dicapai/gampang aksesnya

3. Disepanjang jalur lintasan harus ada tanda medan yang memadai untuk dijadikan sebagai patokan, sehingga dalam perjalanan nanti anda dapat menentukan posisi anda di peta sesering mungkin.

4. Dalam menentukan jalur lintasan, perhatikan kebutuhan air, kecepatan pergerakan vegetasi yang berada dijalur lintasan, serta kondisi medan lintasan. Anda harus bisa memperkirakan hari ke berapa akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan sebagainya.

5. Mengingat banyaknya faktor yang perlu diperhatikan, usahakan untuk selalu berdiskusi dengan regu atau dengan orang yang sudah pernah melewati jalur tersebut sehingga resiko bisa diminimalkan.



Penampang Lintasan

Penampang lintasan adalah penggambaran secara proporsional bentuk jalur lintasan jika dilihat dari samping, dengan menggunakan garis kontur sebagai acuan.. Sebagaimana kita ketahui bahwa peta topografi yang dua dimensi, dan sudut pendangnya dari atas, agak sulit bagi kita untuk membayangkan bagaimana bentuk medan lintasan yang sebenarnya, terutama menyangkut ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya sedemikian rupa, bagaimana kira-kira bentuk di medan sebenarnya. Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan dari peta topografi yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan.

Beberapa manfaat penampang lintasan :

1. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan

2. Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan

3. Dapat mengetahui titik-titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu



Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter block, guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang.

Langkah-langkah membuat penampang lintasan:

a. Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang runcing, penggaris dan penghapus

b. Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl (meter diatas permukaan laut). Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.

c. Tempatkan titik awal di sumbu x=0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut. Lalu peda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang sudah anda buat. Demikian seterusnya hingga titik akhir.

d. Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik-titik tersebut dihubungkan sat sama lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.



Tambahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai, puncakan dan titik-titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak dan titik istirahat), ataupun tanda medan lainnya. Tambahan informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan penampang yang telah dibuat.bambank
MITIGASI BENCANA


Adalah tindakan-tindakan kita untuk mengurangi bahaya bencana sebelum bencana itu sendiri terjadi. Bencana bisa disebabkan oleh alam, manusia atau oleh keduanya yang mengakibatkan kerusakan alam, penderitaan manusia dan kerugian harta benda dan kerusakan fasilitas umum. Akibat bencana yang paling buruk adalah kematian dan penderitaan sakit yang berkepanjangan. Oleh karena itu bencana yang dapat terjadi secara luas dan mengakibatkan kerugian materiil maupun inmateriil, mendesak untuk dilakukan kegiatan yang dapat mengurangi bahaya bencana.



. Tujuan dari mitigasi bencana adalah untuk dapat mengurangi resiko yang dapat menimpa kehidupan manusia. Mitigasi dapat dilakukan apabila kita mengenal bencana itu bekerja, sehingga menimbulkan ancaman bahaya. Untuk mengenal bagaimana bahaya itu terjadi maka perlu adanya pengenalan dan pemahaman tentang sifat-sifat bencana yang mencakup :

1. Apa pengertian dari bencana ?

2. Apa penyebab bencana ?

3. Bagaimana cara perusakan bencana ?

4. Apa factor yang menambah ancaman bahaya bencana ?

5. Dimana bencana itu dapat terjadi ?

6. Apa bencana dapat diramalkan ?

7. Bagaimana peringatan dini yang perlu untuk menghadapi bencana ?

8. Apa ukuran ancaman bahaya ?

9. Apa saja yang terancam oleh bahaya bencana ?

10. Bagaimana Mitigasi bencana yang perlu dilakukan ?



Bencana menyebabkan resiko bencana bagi kehidupan manusia. Besar kecilnya resiko tersebut tergantung dari bahaya yang ditimbulkan oleh bencana dan seberapa besar factor kerentanan ( ketidak mampuan ) manusia dalam menghadapi bahaya tersebut. Apabila bahaya bencana dan factor kerentanan besar, maka resiko yang dihadapi oleh manusia dalam menghadapi bencana juga akan semakin besar.



Kerentanan adalah kondisi yang menjelaskan faktor-faktor hambatan fisik, ekonomi, social, politik dan perilaku / sikap yang mengurangi kemampuan manusia untuk siap siaga menghadapi bahaya bencana. Walaupun jenis ancaman atau bahaya bencana sama antara daerah yang satu dengan daerah yang lain, namun karena tingkat kerentanan berbeda, mengakibatkan resiko yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.





AKAR MASALAH



Sektor Lingkungan Hidup
Keterbatasan pengetahuan lingkungan hidup
Keterbatasan pengelolaan Sumber Daya Alam

Sektor Sosial
Kurangnya kesadaran bersama tentang bencana
Tidak adanya perencanaan penanggulangan bencana


Sektor Ekonomi
Keterbatasan dana untuk mengelola SDA secara berkesinambungan
Keterbatasan dana untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan hidup



Sektor Politik
Kurangnya sosialisai tentang daerah rawan bencana
Kurangnya penyuluhan LH
Keterbatasan kebijakan dalam LH, Tata ruang, Konservasi dan pengentasan kemiskinan



PEMICU KERENTANAN



Sektor Lingkungan hidup
Mengelola pertanian secara sembarangan
Daerah pemukiman mudah dibangun
Pengelolaan Sumber Daya Alam tidak berkesinambungan
Mengabaikan system peringatan dini

Sektor Sosial
Mengabaikan system peringatan dini
Mengabaikan kebersamaan dalam menjaga lingkungan pemukiman

Sektor Eknomi



Kehidupan ekonomi masyarakat yang sulit



Sektor Politik
Pemerasan SDA
Industrialisasi
Mengabaikan sytem peringatan dini
Kebijakan perekonomian yang salah
Mengabaikan pembinaan LH dan pengelolaan SDA



KERENTANAN YANG TIMBUL



Sektor Lingkungan Hidup
Kerusakan L H
Pemukiman didaerah rawan bencana
Ketidak tahuan tanda-tanda awal datangnya bencana

Sektor Sosial


Kemiskinan penduduk
Tidak adanya RUTK
Kurangnya konservasi alam
Kurangnya penegakan hokum bagi pengrusak lingkungan



Sektor Ekonomi
Kurangnya aparat yang terampil
Pola tanam yang tidak menghitung iklim dan musim



Sektor Politik
System peringatan dini kurang berperan



Selama ini kebanyakan masyarakat kita memahami bencana hanya semata-mata bersifat fenomena alamiah semata, sehingga bencana cenderung dipandang sebagai takdir. Dari analisa factor-faktor kerentanan diatas, tampaklah bahwa bencana bukan semata-mata merupakan murni gejala alam tetapi juga merupakan masalah yang diakibatkan oleh pembangunan yang tidak terselesaikan.

Strategi Migitasi Bencana adalah :

a. Meningkatkan kesadaran masyarakat dan penentu kebijakan tentang bahay bencana

b. Meningkatkan kualitas kebijakan public dalam mengencadilakn kondisi lingkungan hidup dan tata ruang.

c. Menjalankan program rehabilitasi dan konservasi lingkungan hidup, baik dilingkungan pemukiman maupun kawasan konservasi.

d. Mewujudkan paradigma baru pembangunan yang memperhitungkan daya dukung sumber daya alam dan keseimbangannya.



KERENTANAN


1. Kerusakan lingkungan

2. Pemukiman dikawasan bencana

3. Pola kehidupan yang tidak peduli lingkungan hidup

4. Kurangnya kesadaran akan bahaya bencana

5. Kemiskinan penduduk

6. Kurangnya peraturan tata ruang dan konservasi

7. Kurangnya penegakan hokum bagi perusak lingkungan

8. Kurangnya aparat yang terampil



PERUBAHAN YG DIBUTUHKAN

a. Kesadaran masyarakat

b. Kesadaran penentu kebijakan

c. Kebijakan public

d. Kondisi lingkungan hidup

e. Paradigma pembangunan

f. Sytem peringatan dini

g. Perekonomian rakyat



KARAKTERISTIK BENCANA



1. BANJIR

a. PENGERTIAN

Genangan dan aliran air yang berlebihan serta berada dilokasi yang tidak semestinya



b. PENYEBAB

1. Curah hujan tinggi diatas normal, sehingga melebihi daya tampung sungai.

2. Rusaknya bendungan atau waduk

3. Meningkatnya permukaan sungai akibat air laut pasang



c. CARA PERUSAKAN
Arus aliran air yang bergejolak dan cepat dapat menghanyutkan manusia, hewan, pohon dan bangunan.
Aliran air yang membawa material tanah atau material lain yang mampu merusak lahan pertanian dan merusak bangunan.



d. FAKTOR YANG MENAMBAH ANCAMAN BAHAYA

1. Lokasi hunian dibantaran sungai atau dataran rendah.

2. Kurangnya resapan air dikawasan pemukiman ( akibat betonisasi )

3. Penggundulan hutan dikawasan hulu sungai

4. Kurangnya kesadaran dan kewaspadaan akan bahaya banjir



e. DIMANA BENCANA DAPAT TERJADI

1. Pemukiman didataran rendah yang tidak memiliki drainase yang baik.

2. Wilayah yang berada diwilayah bantaran sungai dan hulu sungai.



f. BISA DIRAMALKAN

1. Ramalan banjir tergantung pada catatan curah hujan pada setiap musim.

2. Pengamatan daya tampung sungai.

3. Pengamatan lokasi genangan air yang pernah terjadi.



g. PERINGATAN DINI

1. Curah hujan yang tinggi dan berlangsung dalam waktu yang lama.

2. Naiknya permukaan pasang laut yang disertai badai.

3. Ketinggian permukaan sungai telah melampau batas siaga banjir.

4. Peta rawan banjir dibagikan kepada masyarakat yang tinggal diwilayah banjir.



h. UKURAN ANCAMAN BENCANA

1. Luas Genangan air ( Berapa hektar ).

2. Kedalaman atau ketinggian air banjir ( m ).

3. Kecepatan aliran air ( m / detik ).

4. Material yang dihanyutkan banjir ( batu, pohon dsb ).

5. Kepekatan air atau endapan Lumpur

6. Lamanya genangan air ( jam, hari, minggu )



i. MITIGASI BENCANA

1. Upaya non fisik
Membentuk Satgas banjir.
Mempersiapkan peta rawan banjir.
Memantau dan mengevaluasi data curah hujan diwilayah banjir.
Melakukan penyuluhan daerah kawasan bencana.
Memantau peralatan peringatan dini.

2. Upaya fisik
Membuat tanggul
Membuat system resapan air diwilayah pemukiman.
Penghijauan diwilayah hulu sungai
Pengerukan sungai dan waduk

3. Peran serta masyarakat
Tidak tinggal dibantaran sungai.
Tidak menggunakan lahan penahan banjir untuk pemukiman
Tidak membuang sampah disaluran air atau sungai.



2. TANAH LONGSOR

a. PENGERTIAN

Gerakan tanah, batuan atau percampuran keduanya yang menuruni lereng akibat terganggunya kestabilan tanah yang menyusun lereng tersebut.



b. PENYEBAB
Meningkatnya kandungan air dalam lereng bukit, sehingga meregangkan ikatan tanah..
Pemotongan kaki bukit secara sembarangan.
Getaran pada lereng akibat adanya gempa, ledakan ataupun getaran alat berat.
Meningkatnya daya beban yang ditanggung tanah melampau daya dukung tanah ( lereng curam kemiringan 40 derajat tidak mampu menahan beban bangunan dan rimbunnya pepohonan ).



c. CARA PERUSAKAN

1. Gerakan tanah secara bertahap yang menyebabkan keretakan tanah.

2. Runtuhan tanah atau batu dari atas bukit.

3. Aliran tanah lembek.



d. FAKTOR YANG MENAMBAH ANCAMAN BAHAYA

1. Tempat tinggal dibangun pada lereng yang terjal atau tanah yang lembek.

2. Tempat tinggal dibangun dibawah lereng yang terjal

3. Bangunan dengan pondasi yang lemah.

4. Kurangnya pemahaman akan bahaya tanah longsor.



e. DIMANA BENCANA DAPAT TERJADI

1. Lereng gunung yang curam.

2. Lembah gunung yang terjal.



f. BISA DIRAMALKAN
Ramalan tanah longsor bergantung dari kajian kemiringan lereng, jenis tanah, jenis batuan, kondisi air tanah dan pemanfaatn lahan
Antisipasi bahaya longsor susulan pada endapan longsor yang baru terjadi.



g. PERINGATAN DINI
Munculnya retakan memanjang pada tanah atau kontruksi bangunan.
Tiba-tiba pintu atau jendela rumah sulit dibuka ( kemungkinan akibat bangunan mendapat dorongan masa tanah yang bergerak ).
Tiba-tiba muncul rembesan atau mata air di lereng.
Pohon-pohon atau tiang miring searah kemiringan lereng.
Terdengar gemuruh atau ledakan diatas lereng.
Terjadi runtuhan atau aliran tanah / kerikil secara mendadak dari atas lereng.



h. UKURAN ANCAMAN BENCANA

1. Jumlah material yang bergerak.

2. Luas daerah yang terkubur.

3. Kecepakan gerak tanah.( cm / hari ).

4. Jenis dan dampak kerusakan.

5. Ukuran bingkahan batuan

6. Jumlah korban jiwa



i. MITIGASI BENCANA

1. Hindari membangun rumah didaerah yang rawan longsor.

2. Membuat terasering.

3. Penghijauan dengan tanaman yang memiliki akar dalam dan jarak yang tepat.

4. Melakukan pemadatan tanah disekitar rumah.

5. Pembuatan tanggul untuk menahan reruntuhan batuan.



3. KEKERINGAN

a. PENGERTIAN

Kurangnya ketersediaan air yang jauh dibawah kebutuhan hidup atau kebutuhan pertanian.



b. PENYEBAB

1. Curah hujan dibawah normal dalam satu musim.

2. Berkurangnya kandungan air dalam tanah.

3. Rusaknya kawasan tangkapan air.

4. Ketidak seimbangan pola penggunaan air.



c. CARA PERUSAKAN
Kekurangan air akan mempengaruhi kesehatyan manusia, kehidupan ternak dan tanaman sehingga mengakibatkan krisis pangan.



d. FAKTOR YANG MENAMBAH ANCAMAN BAHAYA

1. Daerah yang tergantung cuaca untuk ketersediaan air.

2. Kurangnya pengenalan permasalahan kekeringan.



e. DIMANA BENCANA TERJADI

- Di daerah yang memiliki curah hujan sedikit.

- Di daerah yang ketersediaan air berasal dari tadah hujan.



f. BISA DIRAMALKAN

1. Ramalan kekeringan dapat dilakukan melalui kajian tentang musim dan cuaca.

2. Pengamatan dan kajian atas curah hujan, debit air sungai,dan ketersediaan air bersih.



g. PERINGATAN DINI
Penurunan tingkat curah hujan dalam satu musim.
Penurunan pasokan air permukaan dan air tanah yang dapat terlihat dari penurunan permukaan air sungai dan waduk.



h. UKURAN ANCAMAN BENCANA
Kurangnya curah hujan, lamanya musim kemarau,dan ketersediaan memperoleh air bersih secara langsung.



i. MITIGASI BENCANA
Membuat tehnologi tepat guna penyimpanan cadangan air.
Mempersiapkan mobil tangki pengangkut air bersih.
Mengembangkan ekonomi alternative yang tidak bergantung pada pasokan air yang banyak.



4. KEBAKARAN

a. PENGERTIAN

Penggunaan api yang tidak terkendali.



b. PENYEBAB

1. Kegiatan manusia yang menggunakan api.

2. Konsleting listrik



c. CARA PERUSAKAN
Api menjalar keseluruh kawasan hutan / lahan.
Api menghabiskan oksigen dan menghasilkan karbondioksida, asap serta panas.


d. FAKTOR YANG MENAMBAH ANCAMAN BAHAYA
Kepadatan pemukiman.
Bahan pemukiman yang mudah terbakar.
Angin yang cukup besar.



e. DIMANA BENCANA DAPAT TERJADI

Melanda daerah yang mengalami musim kemarau yang panjang.



f. BISA DIRAMALKAN

1. Musim kemarau ( meski terkadang dimusim hujan dapat terjadi )



g. PERINGATAN DINI

1. Matikan kompor dan cek sebelum meninggalkan rumah atau tidur.

2. Matikan / cabut peralatan listrik yang tidak digunakan.



h. UKURAN ANCAMAN BENCANA

1. Luas areal yang terbakar.

2. Jumlah korban jiwa.



i. MITIGASI BENCANA
Sosialisasi cara pengendalian kebakaran.



5. ANGIN BADAI

a. PENGERTIAN

Angin yang berhembus dengan kekuatan diatas 120 km / jam



b. PENYEBAB

1. Perpindahan udara akibat adanya perbedaan tekanan dalam suatu system cuaca.



c. CARA PERUSAKAN
Dengan tekanan dan hisapan.



d. FAKTOR YANG MENAMBAH ANCAMAN BAHAYA
Bangunan yang ringan
Pemukiman disekitar pantaio yang menghadap laut lepas.



e. DIMANA BENCANA DAPAT TERJADI

Daratan, pantau dan laut.



f. BISA DIRAMALKAN
Ramalan ditentukan dengan mengamati catatan BMG, selain itu data kejadian bencana dimasa lalu dapat digunakan untuk mengetahui pola kejadian dimasa mendatang.



g. PERINGATAN DINI

1. Dikeluarkan oleh BMG Karen harus menggunakan satelit.



h. UKURAN ANCAMAN BENCANA

1. Kecepatan angin



i. MITIGASI BENCANA
Membuat bangunan didaerah yang terlindung dari serangan badai.



6. GEMPA BUMI

a. PENGERTIAN

Pergeseran pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba.



b. PENYEBAB

1. Pergerakan lempeng bumi.

2. Aktifitas gunung berapi

3. Aktifitas sesar dipermukaan bumi

4. Pergerakan geomorfologi secara lokal



c. CARA PERUSAKAN
Energi getaran dirambatkan keseluruh permukaan bumi



d. FAKTOR YANG MENAMBAH ANCAMAN BAHAYA
Pemukiman disekitar seismic
Bangunan yang tidak tahan terhadap gerakan tanah.
Kumpulan bangunan yang padat dengan tingkat hunian tinggi.
Kurangnya informasi tentang resiko gempa



e. DIMANA BENCANA DAPAT TERJADI

Di daerah yang pernah mengalami gempa atau memiliki riwayat gempa dalam periode 100 tahun.



f. BISA DIRAMALKAN
Ramalan gempa bumi dapat diketahui dengan cara mengevaluasi catatan gempa masa lalu dan pengamatan pengukur seismic.



g. PERINGATAN DINI

1. Kejadian mendadak ( belum ada metode yang akurat untuk mengetahui gempa )



h. UKURAN ANCAMAN BENCANA

1. Lamanya terjadi gempa.

2. Lokasi pusat gempa.

3. Kedalaman sumber gempa.

4. Kekuatan / skala gempanya

5. Intensitas gempa bumi ( MMI )



i. MITIGASI BENCANA
Zonasi daerah rawan gempa.
Bangunan sesuai konstruksi tahan gempa.
Pendidikan masyarakat tentang kewaspadaan gempa.

7. TSUNAMI

a. PENGERTIAN

Gelombang air laut pasang yang sangat besar.



b. PENYEBAB

1. Gangguan impulsive didasar laut : Gempa tektonik, erupsi vulkanik atau longsoran.

2. Letusan gunung berapi didasar laut dan gunung api pulau.



c. CARA PERUSAKAN
Tsunami menimbulkan gelombang dengan kecepatan yang sebanding dengan kedalaman laut, semakin mendekati garis pantai akan semakin besar.



d. FAKTOR YANG MENAMBAH ANCAMAN BAHAYA
Pemukiman di daerah pantai.
Konstruksi bangunan tidak tahan terhadap terjangan tsunami.
Ketidak sadaran public bahwa kekuatan tsunami dapat merusak.



e. DIMANA BENCANA TERJADI
Di daerah pantai, setelah terjadi gempa yang berpotensi tsunami.



f. BISA DIRAMALKAN
Pengawasan dilakukan melalui system peringatan tsunami di pasifik yang memantau aktivitas seismic. Data peristiwa masa lalu dapat digunakan untuk memprediksi.



g. PERINGATAN DINI
Gelombang air laut dating secara mendadak dan berulang denganm energi yang besar.
Terjadi susut laut
Tsunami terjadi begitu mendadak, dan dapat terjadi kurang dari 40 menit setelah terjadinya gempa bawah laut.



h. UKURAN ANCAMAN BENCANA

1. Ketinggian tsunami.

2. Luas daerah yang tersapu tsunami.



i. MITIGASI BENCANA
Pembangunan tsunami early warning system
Pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya tsunami.
Pembangunan tembok penahan tsunami / pemecah gelombang pada garis pantai.
Penanaman hutan mangrove.





8. LETUSAN GUNUNG BERAPI

a. PENGERTIAN

Magma yang didorong keluar lewat lubang vulkanis oleh arus konveksi panas



b. PENYEBAB

1. Akumulasi tekanan dan temperature dari fluida magma yang menimbulkan pelepas energi.

2. Proses tektonik dari pergerakan dan pembentukan lempeng / kulit bumi.

3. Pancaran magma dari dalam bumi yang bergabung dengan arus konveksi panas.



c. BAHAYA UTAMA
Awan panas : campuran material letusan antara gas dan batuan yang menyusuri lerang dengan kecepatan 70 km / jam dan temperature 700 derajad celcius.
Lontaran material pijar.
Hujan Abu lebat.
Lava : magma yang mencapai permukaan, bersifat cair dengan temperature 700 – 1200 derajad celcius.
Gas beracun
Tsunami, apabila yang meletus gunung berapi pulau atau gunung berapi dasar laut



d. FAKTOR YANG MENAMBAH ANCAMAN BAHAYA
Pemukiman berada dilereng gunung berapi.
Pemukiman dijalur lahar.
Bangunan yang tidak tahan dengan tumpukan abu.
Tidak ada rencana evakuasi.
Tidak ada system peringatan dini.



e. DIMANA BENCANA DAPAT TERJADI

Daerah gunung berapi



f. BISA DIRAMALKAN
Ramalan dilakukan dengan mempelajari data gunung berapi yang aktif dan catatan sejarah gunung berapi. Penelitian geologi, geofisika dan geokimia dapat mengetahui aktifitas gunung berapi. Pembacaan seismograf



g. PERINGATAN DINI

1. Adanya perubahan aktivitas gunung berapi : letusan, asap atau gempa vulkanik.



h. UKURAN ANCAMAN BENCANA

1. Besaran letusan.

2. Jenis letusan

3. Arah aliran material.

4. Volume material yang disemburkan.

5. Lamanya letusan terjadi.

6. Radius jatuhnya material.



i. MITIGASI BENCANA
Membuat bangunan yang dapat menahan tumpukan abu.
Membuat barak pengungsian.
Menghindari tempat yang dapat dilalui lahar.
Meningkatkan pemahaman kewaspadaan bencana gunung berapi.



9. WABAH PENYAKIT

a. PENGERTIAN

Peristiwa berjangkitnya penyakit dimasyarakat yang jumlah penderitanya meningkat melebigi keadaan yang lazim.



b. PENYEBAB

1. Kondisi yang tidak bersih.

2. Menurunnya kualitas gizi.

3. Keracunan.

4. Toksin ( kimia dan biologi )

5. Infeksi ( virus, bakteri, protozoa dan cacing )



c. CARA PERUSAKAN
Rasa sakit.
Cacat.
Kematian.



d. FAKTOR YANG MENAMBAH ANCAMAN BAHAYA
Kemiskinan.
Kurangnya kekebalan terhadap penyakit.
Gizi buruk
Kualitas makanan dan air bersih yang buruk.
Penyakit yang tahan terhadap obat.
Bantuan medis yang tidak terorganisir dengan baik.



e. DIMANA BENCANA DAPAT TERJADI

Dapat terjadi dimana saja



f. BISA DIRAMALKAN
Dilakukan melalui kajian pemetaan factor resiko terjadinya wabah, pemetaan populasi beresiko dan studi epidemiologi.



g. PERINGATAN DINI

1. Penularan penyakit dalam jumlah yang masih kecil.



h. UKURAN ANCAMAN BENCANA
Tingkat kesakitan, jumlah penderita, jumlah kecacatan, jumlah kematian dan kecepatan penularan.



i. MITIGASI BENCANA
Penyuluhan hidup sehat.
Pusat pelayanan kesehatan yang terjangkau masyarakat.
Perbaikan gizi.



10. POLUSI LINGKUNGAN

a. PENGERTIAN

Pencem aran lingkungan oleh gas, cairan dan benda padar.



b. PENYEBAB

1. Pembuangan limbah rumah tangga sembarangan.

2. Pembuangan limbah industri sembarangan.

3. Pembuangan limbah rumah sakit sembarangan.

4. Proses industri yang menghasilkan limbah gas.

5. Kendaraan bermotor yang semakin banyak.

6. Pemanasan global.



c. CARA PERUSAKAN
Mencemari tanaman, udara dan air.
Mengganggu kesehatan karena kontaminasi racun ataupun kontak langsung



d. FAKTOR YANG MENAMBAH ANCAMAN BAHAYA
Industrialisasi yang tinggi.
Tidak ada pengolahan limbah.
Penegakan hokum yang lemah bagi perusak lingkungan
Kesadaran untuk menjaga lingkungan yang kurang.



e. DIMANA BENCANA DAPAT TERJADI
Bantaran sungai.
Daerah pertambangan.
Daerah sekitar pabrik.
Kawasan pertanian yang banyak menggunakan pestisida.



f. BISA DIRAMALKAN

1. Mengamati perkembangan industrialisasi dan pertambangan.



g. PERINGATAN DINI
Matinya ikan disungai tempat pembuangan limbah.
Tidak ada burung dikawasan yang diduga tercemar.
Gangguan kesehatan ( kulit, pernapasan atau diare ) yang dirasakan oleh masyarakat semakin meluas.
Sumber air menjadi bau.



h. UKURAN ANCAMAN BENCANA

1. Jenis gangguan kesehatan.

2. Luas daerah yang tercemar.



i. MITIGASI BENCANA
Menetapkan standart pengelolaan limbah.
Menanam pohon.
Menetapkan kebijakan yang memproteksi ketersediaan air bersih.



Adalah tindakan-tindakan kita untuk mengurangi bahaya bencana sebelum bencana itu sendiri terjadi. Bencana bisa disebabkan oleh alam, manusia atau oleh keduanya yang mengakibatkan kerusakan alam, penderitaan manusia dan kerugian harta benda dan kerusakan fasilitas umum. Akibat bencana yang paling buruk adalah kematian dan penderitaan sakit yang berkepanjangan. Oleh karena itu bencana yang dapat terjadi secara luas dan mengakibatkan kerugian materiil maupun inmateriil, mendesak untuk dilakukan kegiatan yang dapat mengurangi bahaya bencana.



. Tujuan dari mitigasi bencana adalah untuk dapat mengurangi resiko yang dapat menimpa kehidupan manusia. Mitigasi dapat dilakukan apabila kita mengenal bencana itu bekerja, sehingga menimbulkan ancaman bahaya. Untuk mengenal bagaimana bahaya itu terjadi maka perlu adanya pengenalan dan pemahaman tentang sifat-sifat bencana yang mencakup :

1. Apa pengertian dari bencana ?

2. Apa penyebab bencana ?

3. Bagaimana cara perusakan bencana ?

4. Apa factor yang menambah ancaman bahaya bencana ?

5. Dimana bencana itu dapat terjadi ?

6. Apa bencana dapat diramalkan ?

7. Bagaimana peringatan dini yang perlu untuk menghadapi bencana ?

8. Apa ukuran ancaman bahaya ?

9. Apa saja yang terancam oleh bahaya bencana ?

10. Bagaimana Mitigasi bencana yang perlu dilakukan ?



Bencana menyebabkan resiko bencana bagi kehidupan manusia. Besar kecilnya resiko tersebut tergantung dari bahaya yang ditimbulkan oleh bencana dan seberapa besar factor kerentanan ( ketidak mampuan ) manusia dalam menghadapi bahaya tersebut. Apabila bahaya bencana dan factor kerentanan besar, maka resiko yang dihadapi oleh manusia dalam menghadapi bencana juga akan semakin besar.



Kerentanan adalah kondisi yang menjelaskan faktor-faktor hambatan fisik, ekonomi, social, politik dan perilaku / sikap yang mengurangi kemampuan manusia untuk siap siaga menghadapi bahaya bencana. Walaupun jenis ancaman atau bahaya bencana sama antara daerah yang satu dengan daerah yang lain, namun karena tingkat kerentanan berbeda, mengakibatkan resiko yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.





AKAR MASALAH



Sektor Lingkungan Hidup
Keterbatasan pengetahuan lingkungan hidup
Keterbatasan pengelolaan Sumber Daya Alam

Sektor Sosial
Kurangnya kesadaran bersama tentang bencana
Tidak adanya perencanaan penanggulangan bencana


Sektor Ekonomi
Keterbatasan dana untuk mengelola SDA secara berkesinambungan
Keterbatasan dana untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan hidup



Sektor Politik
Kurangnya sosialisai tentang daerah rawan bencana
Kurangnya penyuluhan LH
Keterbatasan kebijakan dalam LH, Tata ruang, Konservasi dan pengentasan kemiskinan



PEMICU KERENTANAN



Sektor Lingkungan hidup
Mengelola pertanian secara sembarangan
Daerah pemukiman mudah dibangun
Pengelolaan Sumber Daya Alam tidak berkesinambungan
Mengabaikan system peringatan dini

Sektor Sosial
Mengabaikan system peringatan dini
Mengabaikan kebersamaan dalam menjaga lingkungan pemukiman

Sektor Eknomi



Kehidupan ekonomi masyarakat yang sulit



Sektor Politik
Pemerasan SDA
Industrialisasi
Mengabaikan sytem peringatan dini
Kebijakan perekonomian yang salah
Mengabaikan pembinaan LH dan pengelolaan SDA



KERENTANAN YANG TIMBUL



Sektor Lingkungan Hidup
Kerusakan L H
Pemukiman didaerah rawan bencana
Ketidak tahuan tanda-tanda awal datangnya bencana

Sektor Sosial


Kemiskinan penduduk
Tidak adanya RUTK
Kurangnya konservasi alam
Kurangnya penegakan hokum bagi pengrusak lingkungan



Sektor Ekonomi
Kurangnya aparat yang terampil
Pola tanam yang tidak menghitung iklim dan musim



Sektor Politik
System peringatan dini kurang berperan



Selama ini kebanyakan masyarakat kita memahami bencana hanya semata-mata bersifat fenomena alamiah semata, sehingga bencana cenderung dipandang sebagai takdir. Dari analisa factor-faktor kerentanan diatas, tampaklah bahwa bencana bukan semata-mata merupakan murni gejala alam tetapi juga merupakan masalah yang diakibatkan oleh pembangunan yang tidak terselesaikan.

Strategi Migitasi Bencana adalah :

a. Meningkatkan kesadaran masyarakat dan penentu kebijakan tentang bahay bencana

b. Meningkatkan kualitas kebijakan public dalam mengencadilakn kondisi lingkungan hidup dan tata ruang.

c. Menjalankan program rehabilitasi dan konservasi lingkungan hidup, baik dilingkungan pemukiman maupun kawasan konservasi.

d. Mewujudkan paradigma baru pembangunan yang memperhitungkan daya dukung sumber daya alam dan keseimbangannya.



KERENTANAN


1. Kerusakan lingkungan

2. Pemukiman dikawasan bencana

3. Pola kehidupan yang tidak peduli lingkungan hidup

4. Kurangnya kesadaran akan bahaya bencana

5. Kemiskinan penduduk

6. Kurangnya peraturan tata ruang dan konservasi

7. Kurangnya penegakan hokum bagi perusak lingkungan

8. Kurangnya aparat yang terampil



PERUBAHAN YG DIBUTUHKAN

a. Kesadaran masyarakat

b. Kesadaran penentu kebijakan

c. Kebijakan public

d. Kondisi lingkungan hidup

e. Paradigma pembangunan

f. Sytem peringatan dini

g. Perekonomian rakyat



KARAKTERISTIK BENCANA



1. BANJIR

a. PENGERTIAN

Genangan dan aliran air yang berlebihan serta berada dilokasi yang tidak semestinya



b. PENYEBAB

1. Curah hujan tinggi diatas normal, sehingga melebihi daya tampung sungai.

2. Rusaknya bendungan atau waduk

3. Meningkatnya permukaan sungai akibat air laut pasang



c. CARA PERUSAKAN
Arus aliran air yang bergejolak dan cepat dapat menghanyutkan manusia, hewan, pohon dan bangunan.
Aliran air yang membawa material tanah atau material lain yang mampu merusak lahan pertanian dan merusak bangunan.



d. FAKTOR YANG MENAMBAH ANCAMAN BAHAYA

1. Lokasi hunian dibantaran sungai atau dataran rendah.

2. Kurangnya resapan air dikawasan pemukiman ( akibat betonisasi )

3. Penggundulan hutan dikawasan hulu sungai

4. Kurangnya kesadaran dan kewaspadaan akan bahaya banjir



e. DIMANA BENCANA DAPAT TERJADI

1. Pemukiman didataran rendah yang tidak memiliki drainase yang baik.

2. Wilayah yang berada diwilayah bantaran sungai dan hulu sungai.



f. BISA DIRAMALKAN

1. Ramalan banjir tergantung pada catatan curah hujan pada setiap musim.

2. Pengamatan daya tampung sungai.

3. Pengamatan lokasi genangan air yang pernah terjadi.



g. PERINGATAN DINI

1. Curah hujan yang tinggi dan berlangsung dalam waktu yang lama.

2. Naiknya permukaan pasang laut yang disertai badai.

3. Ketinggian permukaan sungai telah melampau batas siaga banjir.

4. Peta rawan banjir dibagikan kepada masyarakat yang tinggal diwilayah banjir.



h. UKURAN ANCAMAN BENCANA

1. Luas Genangan air ( Berapa hektar ).

2. Kedalaman atau ketinggian air banjir ( m ).

3. Kecepatan aliran air ( m / detik ).

4. Material yang dihanyutkan banjir ( batu, pohon dsb ).

5. Kepekatan air atau endapan Lumpur

6. Lamanya genangan air ( jam, hari, minggu )



i. MITIGASI BENCANA

1. Upaya non fisik
Membentuk Satgas banjir.
Mempersiapkan peta rawan banjir.
Memantau dan mengevaluasi data curah hujan diwilayah banjir.
Melakukan penyuluhan daerah kawasan bencana.
Memantau peralatan peringatan dini.

2. Upaya fisik
Membuat tanggul
Membuat system resapan air diwilayah pemukiman.
Penghijauan diwilayah hulu sungai
Pengerukan sungai dan waduk

3. Peran serta masyarakat
Tidak tinggal dibantaran sungai.
Tidak menggunakan lahan penahan banjir untuk pemukiman
Tidak membuang sampah disaluran air atau sungai.



2. TANAH LONGSOR

a. PENGERTIAN

Gerakan tanah, batuan atau percampuran keduanya yang menuruni lereng akibat terganggunya kestabilan tanah yang menyusun lereng tersebut.



b. PENYEBAB
Meningkatnya kandungan air dalam lereng bukit, sehingga meregangkan ikatan tanah..
Pemotongan kaki bukit secara sembarangan.
Getaran pada lereng akibat adanya gempa, ledakan ataupun getaran alat berat.
Meningkatnya daya beban yang ditanggung tanah melampau daya dukung tanah ( lereng curam kemiringan 40 derajat tidak mampu menahan beban bangunan dan rimbunnya pepohonan ).



c. CARA PERUSAKAN

1. Gerakan tanah secara bertahap yang menyebabkan keretakan tanah.

2. Runtuhan tanah atau batu dari atas bukit.

3. Aliran tanah lembek.



d. FAKTOR YANG MENAMBAH ANCAMAN BAHAYA

1. Tempat tinggal dibangun pada lereng yang terjal atau tanah yang lembek.

2. Tempat tinggal dibangun dibawah lereng yang terjal

3. Bangunan dengan pondasi yang lemah.

4. Kurangnya pemahaman akan bahaya tanah longsor.



e. DIMANA BENCANA DAPAT TERJADI

1. Lereng gunung yang curam.

2. Lembah gunung yang terjal.



f. BISA DIRAMALKAN
Ramalan tanah longsor bergantung dari kajian kemiringan lereng, jenis tanah, jenis batuan, kondisi air tanah dan pemanfaatn lahan
Antisipasi bahaya longsor susulan pada endapan longsor yang baru terjadi.



g. PERINGATAN DINI
Munculnya retakan memanjang pada tanah atau kontruksi bangunan.
Tiba-tiba pintu atau jendela rumah sulit dibuka ( kemungkinan akibat bangunan mendapat dorongan masa tanah yang bergerak ).
Tiba-tiba muncul rembesan atau mata air di lereng.
Pohon-pohon atau tiang miring searah kemiringan lereng.
Terdengar gemuruh atau ledakan diatas lereng.
Terjadi runtuhan atau aliran tanah / kerikil secara mendadak dari atas lereng.



h. UKURAN ANCAMAN BENCANA

1. Jumlah material yang bergerak.

2. Luas daerah yang terkubur.

3. Kecepakan gerak tanah.( cm / hari ).

4. Jenis dan dampak kerusakan.

5. Ukuran bingkahan batuan

6. Jumlah korban jiwa



i. MITIGASI BENCANA

1. Hindari membangun rumah didaerah yang rawan longsor.

2. Membuat terasering.

3. Penghijauan dengan tanaman yang memiliki akar dalam dan jarak yang tepat.

4. Melakukan pemadatan tanah disekitar rumah.

5. Pembuatan tanggul untuk menahan reruntuhan batuan.



3. KEKERINGAN

a. PENGERTIAN

Kurangnya ketersediaan air yang jauh dibawah kebutuhan hidup atau kebutuhan pertanian.



b. PENYEBAB

1. Curah hujan dibawah normal dalam satu musim.

2. Berkurangnya kandungan air dalam tanah.

3. Rusaknya kawasan tangkapan air.

4. Ketidak seimbangan pola penggunaan air.



c. CARA PERUSAKAN
Kekurangan air akan mempengaruhi kesehatyan manusia, kehidupan ternak dan tanaman sehingga mengakibatkan krisis pangan.



d. FAKTOR YANG MENAMBAH ANCAMAN BAHAYA

1. Daerah yang tergantung cuaca untuk ketersediaan air.

2. Kurangnya pengenalan permasalahan kekeringan.



e. DIMANA BENCANA TERJADI

- Di daerah yang memiliki curah hujan sedikit.

- Di daerah yang ketersediaan air berasal dari tadah hujan.



f. BISA DIRAMALKAN

1. Ramalan kekeringan dapat dilakukan melalui kajian tentang musim dan cuaca.

2. Pengamatan dan kajian atas curah hujan, debit air sungai,dan ketersediaan air bersih.



g. PERINGATAN DINI
Penurunan tingkat curah hujan dalam satu musim.
Penurunan pasokan air permukaan dan air tanah yang dapat terlihat dari penurunan permukaan air sungai dan waduk.



h. UKURAN ANCAMAN BENCANA
Kurangnya curah hujan, lamanya musim kemarau,dan ketersediaan memperoleh air bersih secara langsung.



i. MITIGASI BENCANA
Membuat tehnologi tepat guna penyimpanan cadangan air.
Mempersiapkan mobil tangki pengangkut air bersih.
Mengembangkan ekonomi alternative yang tidak bergantung pada pasokan air yang banyak.



4. KEBAKARAN

a. PENGERTIAN

Penggunaan api yang tidak terkendali.



b. PENYEBAB

1. Kegiatan manusia yang menggunakan api.

2. Konsleting listrik



c. CARA PERUSAKAN
Api menjalar keseluruh kawasan hutan / lahan.
Api menghabiskan oksigen dan menghasilkan karbondioksida, asap serta panas.


d. FAKTOR YANG MENAMBAH ANCAMAN BAHAYA
Kepadatan pemukiman.
Bahan pemukiman yang mudah terbakar.
Angin yang cukup besar.



e. DIMANA BENCANA DAPAT TERJADI

Melanda daerah yang mengalami musim kemarau yang panjang.



f. BISA DIRAMALKAN

1. Musim kemarau ( meski terkadang dimusim hujan dapat terjadi )



g. PERINGATAN DINI

1. Matikan kompor dan cek sebelum meninggalkan rumah atau tidur.

2. Matikan / cabut peralatan listrik yang tidak digunakan.



h. UKURAN ANCAMAN BENCANA

1. Luas areal yang terbakar.

2. Jumlah korban jiwa.



i. MITIGASI BENCANA
Sosialisasi cara pengendalian kebakaran.



5. ANGIN BADAI

a. PENGERTIAN

Angin yang berhembus dengan kekuatan diatas 120 km / jam



b. PENYEBAB

1. Perpindahan udara akibat adanya perbedaan tekanan dalam suatu system cuaca.



c. CARA PERUSAKAN
Dengan tekanan dan hisapan.



d. FAKTOR YANG MENAMBAH ANCAMAN BAHAYA
Bangunan yang ringan
Pemukiman disekitar pantaio yang menghadap laut lepas.



e. DIMANA BENCANA DAPAT TERJADI

Daratan, pantau dan laut.



f. BISA DIRAMALKAN
Ramalan ditentukan dengan mengamati catatan BMG, selain itu data kejadian bencana dimasa lalu dapat digunakan untuk mengetahui pola kejadian dimasa mendatang.



g. PERINGATAN DINI

1. Dikeluarkan oleh BMG Karen harus menggunakan satelit.



h. UKURAN ANCAMAN BENCANA

1. Kecepatan angin



i. MITIGASI BENCANA
Membuat bangunan didaerah yang terlindung dari serangan badai.



6. GEMPA BUMI

a. PENGERTIAN

Pergeseran pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba.



b. PENYEBAB

1. Pergerakan lempeng bumi.

2. Aktifitas gunung berapi

3. Aktifitas sesar dipermukaan bumi

4. Pergerakan geomorfologi secara lokal



c. CARA PERUSAKAN
Energi getaran dirambatkan keseluruh permukaan bumi



d. FAKTOR YANG MENAMBAH ANCAMAN BAHAYA
Pemukiman disekitar seismic
Bangunan yang tidak tahan terhadap gerakan tanah.
Kumpulan bangunan yang padat dengan tingkat hunian tinggi.
Kurangnya informasi tentang resiko gempa



e. DIMANA BENCANA DAPAT TERJADI

Di daerah yang pernah mengalami gempa atau memiliki riwayat gempa dalam periode 100 tahun.



f. BISA DIRAMALKAN
Ramalan gempa bumi dapat diketahui dengan cara mengevaluasi catatan gempa masa lalu dan pengamatan pengukur seismic.



g. PERINGATAN DINI

1. Kejadian mendadak ( belum ada metode yang akurat untuk mengetahui gempa )



h. UKURAN ANCAMAN BENCANA

1. Lamanya terjadi gempa.

2. Lokasi pusat gempa.

3. Kedalaman sumber gempa.

4. Kekuatan / skala gempanya

5. Intensitas gempa bumi ( MMI )



i. MITIGASI BENCANA
Zonasi daerah rawan gempa.
Bangunan sesuai konstruksi tahan gempa.
Pendidikan masyarakat tentang kewaspadaan gempa.

7. TSUNAMI

a. PENGERTIAN

Gelombang air laut pasang yang sangat besar.



b. PENYEBAB

1. Gangguan impulsive didasar laut : Gempa tektonik, erupsi vulkanik atau longsoran.

2. Letusan gunung berapi didasar laut dan gunung api pulau.



c. CARA PERUSAKAN
Tsunami menimbulkan gelombang dengan kecepatan yang sebanding dengan kedalaman laut, semakin mendekati garis pantai akan semakin besar.



d. FAKTOR YANG MENAMBAH ANCAMAN BAHAYA
Pemukiman di daerah pantai.
Konstruksi bangunan tidak tahan terhadap terjangan tsunami.
Ketidak sadaran public bahwa kekuatan tsunami dapat merusak.



e. DIMANA BENCANA TERJADI
Di daerah pantai, setelah terjadi gempa yang berpotensi tsunami.



f. BISA DIRAMALKAN
Pengawasan dilakukan melalui system peringatan tsunami di pasifik yang memantau aktivitas seismic. Data peristiwa masa lalu dapat digunakan untuk memprediksi.



g. PERINGATAN DINI
Gelombang air laut dating secara mendadak dan berulang denganm energi yang besar.
Terjadi susut laut
Tsunami terjadi begitu mendadak, dan dapat terjadi kurang dari 40 menit setelah terjadinya gempa bawah laut.



h. UKURAN ANCAMAN BENCANA

1. Ketinggian tsunami.

2. Luas daerah yang tersapu tsunami.



i. MITIGASI BENCANA
Pembangunan tsunami early warning system
Pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya tsunami.
Pembangunan tembok penahan tsunami / pemecah gelombang pada garis pantai.
Penanaman hutan mangrove.





8. LETUSAN GUNUNG BERAPI

a. PENGERTIAN

Magma yang didorong keluar lewat lubang vulkanis oleh arus konveksi panas



b. PENYEBAB

1. Akumulasi tekanan dan temperature dari fluida magma yang menimbulkan pelepas energi.

2. Proses tektonik dari pergerakan dan pembentukan lempeng / kulit bumi.

3. Pancaran magma dari dalam bumi yang bergabung dengan arus konveksi panas.



c. BAHAYA UTAMA
Awan panas : campuran material letusan antara gas dan batuan yang menyusuri lerang dengan kecepatan 70 km / jam dan temperature 700 derajad celcius.
Lontaran material pijar.
Hujan Abu lebat.
Lava : magma yang mencapai permukaan, bersifat cair dengan temperature 700 – 1200 derajad celcius.
Gas beracun
Tsunami, apabila yang meletus gunung berapi pulau atau gunung berapi dasar laut



d. FAKTOR YANG MENAMBAH ANCAMAN BAHAYA
Pemukiman berada dilereng gunung berapi.
Pemukiman dijalur lahar.
Bangunan yang tidak tahan dengan tumpukan abu.
Tidak ada rencana evakuasi.
Tidak ada system peringatan dini.



e. DIMANA BENCANA DAPAT TERJADI

Daerah gunung berapi



f. BISA DIRAMALKAN
Ramalan dilakukan dengan mempelajari data gunung berapi yang aktif dan catatan sejarah gunung berapi. Penelitian geologi, geofisika dan geokimia dapat mengetahui aktifitas gunung berapi. Pembacaan seismograf



g. PERINGATAN DINI

1. Adanya perubahan aktivitas gunung berapi : letusan, asap atau gempa vulkanik.



h. UKURAN ANCAMAN BENCANA

1. Besaran letusan.

2. Jenis letusan

3. Arah aliran material.

4. Volume material yang disemburkan.

5. Lamanya letusan terjadi.

6. Radius jatuhnya material.



i. MITIGASI BENCANA
Membuat bangunan yang dapat menahan tumpukan abu.
Membuat barak pengungsian.
Menghindari tempat yang dapat dilalui lahar.
Meningkatkan pemahaman kewaspadaan bencana gunung berapi.



9. WABAH PENYAKIT

a. PENGERTIAN

Peristiwa berjangkitnya penyakit dimasyarakat yang jumlah penderitanya meningkat melebigi keadaan yang lazim.



b. PENYEBAB

1. Kondisi yang tidak bersih.

2. Menurunnya kualitas gizi.

3. Keracunan.

4. Toksin ( kimia dan biologi )

5. Infeksi ( virus, bakteri, protozoa dan cacing )



c. CARA PERUSAKAN
Rasa sakit.
Cacat.
Kematian.



d. FAKTOR YANG MENAMBAH ANCAMAN BAHAYA
Kemiskinan.
Kurangnya kekebalan terhadap penyakit.
Gizi buruk
Kualitas makanan dan air bersih yang buruk.
Penyakit yang tahan terhadap obat.
Bantuan medis yang tidak terorganisir dengan baik.



e. DIMANA BENCANA DAPAT TERJADI

Dapat terjadi dimana saja



f. BISA DIRAMALKAN
Dilakukan melalui kajian pemetaan factor resiko terjadinya wabah, pemetaan populasi beresiko dan studi epidemiologi.



g. PERINGATAN DINI

1. Penularan penyakit dalam jumlah yang masih kecil.



h. UKURAN ANCAMAN BENCANA
Tingkat kesakitan, jumlah penderita, jumlah kecacatan, jumlah kematian dan kecepatan penularan.



i. MITIGASI BENCANA
Penyuluhan hidup sehat.
Pusat pelayanan kesehatan yang terjangkau masyarakat.
Perbaikan gizi.



10. POLUSI LINGKUNGAN

a. PENGERTIAN

Pencem aran lingkungan oleh gas, cairan dan benda padar.



b. PENYEBAB

1. Pembuangan limbah rumah tangga sembarangan.

2. Pembuangan limbah industri sembarangan.

3. Pembuangan limbah rumah sakit sembarangan.

4. Proses industri yang menghasilkan limbah gas.

5. Kendaraan bermotor yang semakin banyak.

6. Pemanasan global.



c. CARA PERUSAKAN
Mencemari tanaman, udara dan air.
Mengganggu kesehatan karena kontaminasi racun ataupun kontak langsung



d. FAKTOR YANG MENAMBAH ANCAMAN BAHAYA
Industrialisasi yang tinggi.
Tidak ada pengolahan limbah.
Penegakan hokum yang lemah bagi perusak lingkungan
Kesadaran untuk menjaga lingkungan yang kurang.



e. DIMANA BENCANA DAPAT TERJADI
Bantaran sungai.
Daerah pertambangan.
Daerah sekitar pabrik.
Kawasan pertanian yang banyak menggunakan pestisida.



f. BISA DIRAMALKAN

1. Mengamati perkembangan industrialisasi dan pertambangan.



g. PERINGATAN DINI
Matinya ikan disungai tempat pembuangan limbah.
Tidak ada burung dikawasan yang diduga tercemar.
Gangguan kesehatan ( kulit, pernapasan atau diare ) yang dirasakan oleh masyarakat semakin meluas.
Sumber air menjadi bau.



h. UKURAN ANCAMAN BENCANA

1. Jenis gangguan kesehatan.

2. Luas daerah yang tercemar.



i. MITIGASI BENCANA
Menetapkan standart pengelolaan limbah.
Menanam pohon.
Menetapkan kebijakan yang memproteksi ketersediaan air bersih.
Mungkin kita sebagai pendaki gunung sering mendengar kata-kata dari orang banyak,yaitu  “Buat apa naik gunung kalau nanti harus turun juga,” begitu omelnya tidak mengerti. Bagi orang awam kegiatan naik turun gunung, mengarungi jeram, menelusuri lorong gelap abadi, dan memanjat tebing memang dipandang kegiatan yang sia-sia. Apalagi seringkali nyawa sebagai taruhannya, tak heran kalau omelan Kapten Haddock terasa mewakili pandangan awam.



Kendati begitu, kegiatan petualangan di alam bebas justru semakin berkibar di persada tercinta ini. Sebut saja ekspedisi sevent summit, ekspedisi Leuser, ekspedisi Memberamo dan masih banyak lagi. Bahkan peminat aktivitas yang sepi tepuk tangan penonton ini semakin menjamur di Nusantara.



Lantas, apa sih yang mendorong para petualang mengeluti dunianya, hingga mereka cuek saja terhadap pandangan awam ? Sebenarnya para petualangan itu pada awalnya berangkat dari rasa iseng belaka, ikut-ikutan dan sekedar pemuas rasa ingin tahu mereka. Namun apa pun awal perkenalan dengan dunia petualangan, yang jelas mereka langsung ketagihan dengan dunia itu. Seolah-olah alam bebas bagai magnit yang terus menarik-narik mereka untuk kembali berpetualang kembali.



Biarpun kita mendaki gunung yang sama, pengalaman yang kita peroleh selalu berbeda. Artinya para petualang selalu mencari hal baru / tantangan baru dan bagaimana cara mengatasi tantangan itulah yang menyebabkan mereka selalu kembali ke alam bebas. Selain itu, tentu saja pemandangan indah yang ditawarkan alam bebas berperan besar dalam membujuk para petualang untuk turun kembali ke alam bebas.



Pada mulanya mereka memang mendapat kepuasan setelah menjawab tantangan dan menikmati panorama indah yang disodorkan alam bebas. Tetapi dari pengalaman naik turun gunung itu, pelan-pelan mereka mendapat sesuatu yang lebih. Bukan lagi sekedar kepuasan mencapai puncak ketinggian. Sifat-sifat positif secara perlahan akan terbentuk, sifat-sifat yang memang diperlukan pada saat-saat bertualang maupun dalam kehidupan sehari-hari.



Sifat-sifat tersebut misalnya, berani mengambil keputusan. Di dalam situasi yang kritis, kita dituntut untuk secepat mungkin mengambil keputusan dengan bijak dan kepala dingin. Dan yang pasti keputusan tersebut tidak akan membahayakan keseluruhan tim, apalagi pada saat tersebut kita bertindak sebagai ketua rombongan.



Perselisihan bukanlah barang asing dalam dunia petualangan. Yang muncul akibat kondisi mental dan phisik yang sudah letih, sehingga kita mudah sekali tersinggung. Tapi karena kondisi alam bebas yang menuntut kerjasama, para petualang tidak bisa mengumbar emosinya begitu saja. Sediki demi sedikit emosi pun dapat dikendalikan, sehingga tidak tertutup kemungkinan perselisihan terlupakan.



Dengan naik gunung pun kita berlatih memotivasi diri. Karena di gunung yang menjadi penghalang utama adalah si pendaki itu sendiri. Capek-lah, dingin-lah, masih jauh-lah hingga mereka tidak mau melanjutkan perjalanannya. Kalau saja mereka bisa mengalahkan perasaan itu dalam kehidupan sehari-hari, ini bisa sangat berguna pada saat kita menghadapi masalah pelik.



Begitu juga dengan sifat cermat membuat perhitungan dan tidak mudah mengeluh. Kondisi alam bebas yang sulit diduga menuntut persiapan dan perhitungan yang matang, kalaupun ada yang meleset harus kita hadapi dengan pikiran dingin dan lapang dada tanpa saling menyalahkan. Di tengah hutan kita akan mengeluh kepada siapa, toh yang kita keluhi pun dalam kondisi yang sama, malah-malah keluhan kita bisa mengendorkan mentalitas rekan lainnya.



Dalam melakukan aktivitas ini kita dituntut untuk selalu jujur, misal suatu ketika kita melakukan pendakian seorang diri dan tidak mencapai puncak. Bisa saja kita bilang sampai dipuncak, toh tak ada saksi yang akan menyanggahnya, disinilah kita harus jujur, karena pengalaman yang terjadi mungkin berguna bagi teman-teman yang lain. Bila kita sudah mencapai tahap ini, puncak bukan lagi menjadi sasaran utama. Begitu pula dengan kebanggaan yang dulu sampai-sampai bisa menyesakkan dada karena berhasil menaklukkan sebuah puncak, perlahan akan hilang. Karena yang lebih esensi dalam tahap ini adalah bagaimana kita mendapatkan tantangan baru dan bagaimana memecahkannya.



Juga mengurangi nafsu merusak seperti corat-coret, memetik edellweis dan membuang sampah sembarangan sudah lama mereka tinggalkan. Karena motto “ Jangan ambil sesuatu kecuali photo dan jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak “ sudah melekat pada diri mereka. Tetapi semua ini adalah proses yang harus dilalui oleh semua orang untuk menjadi pecinta alam sejati.

Untuk menjadi seorang petualang yang baik kita harus mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang cukup, peralatan dan perbekalan yang memadai, mental dan phisik yang baik serta daya juang yang tinggi. Tanpa itu jangan harap kita bisa selamat dalam melaksanakan aktivitas petualangan, sedangkan mereka yang telah cukup memiliki segala sesuatunya pun terkadang tidak luput dari resiko berat aktivitas out door sport ini.



Semua aktivitas yang dilakukan manusia mempunyai resiko, begitu pula dengan aktivitas petualangan di alam bebas. Ibaratkan seorang pelaut yang harus meninggalkan keluarganya berbulan-bulan, itu adalah resiko dari profesi keahlian yang digelutinya. Kaum awam seringkali mengidentifikasikan kegiatan out door sport sebagai aktivitas yang dekat dengan kematian, padahal para petualang sebetulnya adalah orang-orang yang menghargai kehidupan, hal ini terlihat bagaimana mereka menerapkan safety procedure dalam setiap aktivitasnya. Kalau bicara soal kematian, di atas tempat tidur pun apabila Allah menghendaki, kita semua bisa mati atau bisa kita lihat bagaimana banyaknya orang mati karena kecelakaan lalulintas. Jadi tidak perlu takut melakukan aktivitas petualangan di alam bebas.



Menjadi petualang yang baik kita harus mengetahui peralatan yang harus dibawa dan dipakai, sehingga kita tidak akan membawa peralatan yang tidak berguna dalam kondisi daerah petualangan. Disini kita harus merencanakan segala sesuatunya masak—masak, karena persiapan perlengkapan adalah awal dari penjelajahan itu sendiri.



Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanan perlengkapan pendakian, seperti kondisi medan yang akan dihadapi ( baik itu jarak; ketinggian; iklim; flora dan fauna ), aktivitas apa saja yang akan dilakukan, dan lamanya perjalanan ( hal ini khususnya akan berguna dalam memperhitungkan perbekalan yang harus kita bawa ).



Untuk memudahkan dalam pemeriksaan kembali barang-barang yang kita bawa perlu sekali dibuat daftar perlengkapan atau check list. Dan seandainya kita bertindak sebagai kepala suku kewajiban pertama kita adalah memeriksa peralatan yang dibawa anggota dan untuk setiap anggota kelompok jangan membawa beban diatas beban maksimum ( 15 - 20 kg )



PERLENGKAPAN PRIBADI



§ Perlengkapan MCK

§ Perlengkapan menjahit darurat

§ Alat tulis

§ PPPK pribadi

§ Surat-surat pribadi



PERLENGKAPAN JALAN


Sepatu



Ada beberapa patokan untuk memilih sepatu yang baik. Sepatu gunung yang terbuat dari kulit atau sintetis serupa adalah pilihan tepat karena bahan ini kuat dan tahan lama, jangan memilih sepatu dari bahan kanvas karena bahan ini tidak tahan lama, gampang sobek, dan mudah lapuk apalagi dari bahan karet karena tidak bisa menyerap keringat.

Pilihlah sepatu dengan tumit dan sol yang berkembang serta kuat dengan ceruk yang dalam, karena dapat berguna untuk menahan laju badan ketika turun dan dapat digunakan untuk menjejakkan kaki dengan mantap di tanah berpasir, berbatu, dan becek. Untuk melindungi kaki dari lecet diperlukan penggunaan kaos kaki rangkap, maka pilihlah sepatu dengan nomor lebih besar dari ukuran biasanya.

Disamping itu sepatu harus mempunyai leher yang tinggi dengan berlapiskan bahan lunak dan tebal, sehingga mampu melindungi mata kaki dari resiko terkilir namun begitu jangan memilih leher yang terlalu tinggi karena akan menyebabkan sirkulasi udara terganggu.

Sepatu yang basah harus dikeringkan secara hati-hati. Tindakan yang salah adalah dengan menjemur sepatu secara langsung terkena terik sinar matahari atau mengeringkannya didekat api, karena hal ini akan menyebabkan sepatu menjadi keras. Khusus sepatu dari kulit harus selalu disemir agar kulit tidak rusak dan keras.

Pada waktu sepatu habis digunakan, jangan biarkan kaos kaki berada didalamnya karena akan menyebabkan bau dan ruangan tidak sehat. Bawalah tali sepatu cadangan, sebab tak jarang tali sepatu yang terpasang putus. Di alam bebas, bilamana kita beristirahat maka letakan sepatu diujung kayu yang ditancapkan sehingga mulutnya menghadap ke tanah.


Kaos kaki



Bawalah kaos kaki sebanyak mungkin agar kaki selalu kelihatan bersih, terutama apabila kulit lecet atau terluka sehingga tidak akan infeksi. Selalulah memakai kaos kaki rangkap. Pertama-tama pakailah kaos kaki dari bahan katun karena bahan ini dapat menghangatkan kaki dan mampu menyerap keringat. Kemudian diatasnya pakailah kaos kaki dari bahan wol, karena bahan ini baik untuk menjaga kehangatan kaki kendati dalam keadaan basah. Tetapi kaos kaki dari bahan wol mudah bergeser, maka diperlukan kaos kaki dari katun didalamnya untuk menghalangi geseran langsung. Untuk tidur sangat baik digunakan kaos kaki wol panjang atau kaos kaki sepak bola.


Gaiter



Gaiter dibuat dari bahan kedap air yang digunakan untuk mencegah agar batu kerikil, pasir, pacet, lintah, dan air tidak masuk kedalam sepatu atau celana. Gaiter ini digunakan mulai dari bawah sepatu sampai lutut sehingga akan menutupi antara sepatu dan celana. Disamping itu gaiter juga akan menjaga otot betis selama dalam perjalanan.


Jas Hujan



Untuk menahan hujan, jas hujan sangatlah praktis digunakan sebab jenis ini dapat sekaligus menutupi ransel. Ada dua macam bahan yang digunakan untuk jas hujan yaitu plastik dan nilon tebal.

Jas hujan dari plastik memang kedap air, tetapi mudah sekali sobek dan tidak menyerap keringat. Sedangkan dari bahan nilon tidak kedap air, tetapi juga tidak menyebabkan badan kepanasan. Bila hujan tidak terlalu lebat jenis nilon lebih baik digunakan.

Ada lagi jenis jas hujan yang berupa celana dan baju yang kedap air. Dengan model ini gerak kita akan lebih leluasa, namun masih diperlukan jas hujan / caver bag untuk menutupi ransel.




Sarung tangan



Sarung tangan merupakan perlengkapan yang tak kalah penting dalam melakukan penjelajahan. Sarung tangan yang baik adalah yang mampu menutupi pergelangan tangan ,karena dipergelangan tangan ini terdapat pembuluh darah tepat dibawah kulit, sehingga apabila pergelangan tangan tidak tertutup maka udara dingin akan menyentuh pembuluh darah tesebut.

Sarung tangan dari kulit atau sintetis serupa merupakan pilihan tepat, ini terutama untuk memegang golok ketika menebas ranting, memutuskan semak-semak berduri dan memeriksa batu-batuan sebelum kita injak disamping melindungi tangan dari panasnya nesting.

Sarung tangan dari wol sangat berguna untuk menghangatkan tangan ketika istirahat atau tidur. Dan lebih baik lagi menggunakan sarung tinju karena jenis ini akan menyatukan seluruh jari kecuali ibu jari.


Topi Lapangan



Topi lapangan adalah alat penutup kepala yang mempunyai kegunaan sebagai penahan panas, dingin, dan hujan. Adapun jenis yang baik adalah yang mempunyai model seperti topi koboy dengan bahan katun.

Balaclava atau kethu yaitu sejenis topi yang sekaligus menutupi seluruh kepala, yang terbuat dari bahan wol sangatlah tepat untuk menahan dingin ketika beristirahat atau tidur. Topi jenis ini dapat dilipat sehingga kalau perlu bagian muka bisa di buka.

Pada daerah dingin, seluruh darah akan mengalir ke hati dan otak sehingga anggota badan yang lain terutama ujung jari akan terasa dingin. Untuk menanggulangi permasalahan ini adalah : jaga kepala dengan topi atau balaclava agar otak terlindung dari hawa dingin. Kemudian, jaga agar bagian dada terlingdung sehingga organ-organ penting didalamnya tetap hangat dengan demikian darah akan mengalir dengan normal ke anggota tubuh lainnya.


Syal



Sebagai bahan tambahan untuk menjaga dingin digunung adalah syal. Syal ini dapat dilibatkan di leher sebagai tambahan penghangat bagian yang sangat terbuka, syal dipakai untuk menambah kehangatan dada dan perut disamping juga bisa sebagai pelindung mulut dan hidung dari debu. Ada baiknya syal berwarna menyolok sehingga kalau diperlukan dapat digunakan sebagai tanda keadaan darurat. Bilamana dibutuhkan syal dapat digunakan untuk mitela.




Celana dan baju lapangan



Karena perubahan suhu udara di gunung seringkali tidak bisa diduga, maka bahan maupun model pakaian harus disesuaikan dengan keadaan tersebut terutama untuk menjaga kehangatan tubuh, mampu menahan terpaan angin dan hujan, tahan duri serta mampu menyerap keringat.

Pakaian dari katun baik untuk dipakai, hanya sayangnya jenis ini tidak mampu menghangatkan tubuh bila dipakai dalam kondisi basah. Pakaian dari wol dapat menghangatkan tubuh kendati basah, sehingga jenis ini sangat baik sekali digunakan didaerah petualangan.

Mendaki gunung dengan celana pendek bukanlah cara yang baik, karena kaki akan gampang sekali tergores batu dan kayu, terkena lintah dan pacet. Celana yang baik untuk mendaki gunung adalah model knickers, yaitu celana panjang sedikit dibawah lutut.

Kesalahan yang sering dilakukan oleh para pendaki adalah memakai pakaian dari jeans. Pakaian dari bahan ini sangat sukar sekali kering dan berat apabila basah.


Ransel



Dalam melakukan pendakian kita harus memastikan terlebih dahulu bahwa seluruh perlengkapan yang perlu akan terbawa dalam satu tempat. Untuk itu kita harus mempunyai ransel ukuran 80 – 90 liter agar semuanya tertampung.

Untuk memilih ransel yang baik harus kita perhatikan : sabuk penggendong, sabuk yang baik adalah sabuk yang dilapisi busa atau bahan lembut lainnya disamping itu sabuk tersebut harus cukup lebar sehingga beban merata di pundak, ransel yang baik juga harus mempunyai sabuk pinggang agar ransel dapat menempel di punggung tetapi fungsi yang lebih penting lagi agar berat ransel dapat dipindahkan ke pinggang dengan menaikan ransel sedikit lebih ke atas dan mengencangkan sabuk tersebut di pinggang.

Rangka eksterior sangat banyak sekali digunakan dalam pembuatan ransel, rangka ini dimaksudkan untuk membuat jarak antara ransel dan punggung agar benda-benda keras di dalam ransel tidak menyakitkan pemakaianya, kelemahan jenis ini adalah tidak dapat dibawa lari dan sulit dibawa masuk hutan rintisan. Disamping itu harus kita perhatikan pula luas ransel.


Velples


Senter



Senter merupakan perlengkapan vital lainnya dalam melakukan pendakian, agar perjalanan kita berjalan lancar ada baiknya membawa bohlam cadangan dan batu battry cadangan.





PERLENGKAPAN MASAK



§ Jligen air

§ Korek api

§ Nesting

§ Kompor lapangan

§ Bahan bakar ( Parafin, gas, spirtus )

§ Alat bantu makan



PERLENGKAPAN TIDUR


Matras



Untuk menambah kemampuan menghangatkan tubuh, matras atau lapisan busa harus di gelar di antara kantong tidur ( sleeping bag ) dan tanah. Akan lebih nyaman lagi bila kita menggunakan matras tiup.


Sleeping bag



Pada dasarnya ada dua jenis kantong tidur, yakni type persegi panjang yang dapat di gelar lebar seperti tikar ( lagi pula dua buah kantong tidur jenis ini bisa disatukan dengan menggabungkan risletingnya ), Type kedua adalah type mummi, kantong tidur jenis ini tidak bisa dibentangkan atau di buka tetapi lebih hangat dan ringan. Type kedua ini lebih baik bila dibandingkan type kedua.

Mutu kantong tidur ditentukan oleh kualitas bahan penghangat didalamnya. Bahan wol dan kapuk harganya murah tetapi terlalu berat dan besar, bahan dacron juga murah dan cukup hangat tetapi tidk bisa ringkas dalam membawanya, bahan yang terbaik adalah down atau bulu-bulu halus dari angsa / bebek jenis ini mampu menjaga kehangatan kendati suhu dibawah nol derajat.

Ada beberapa tehnik dalam menjahit kantong tidur yaitu kontruksi setik balik, dengan tehnik ini panas badan orang didalamnya masih bisa menerobos keluar lewat jahitannya yang tajam. Kontruksi tumpang tindih sedikit lebih baik dari kontruksi pertama. Kontruksi kotak memiliki tingkat kehangatan yang sama dengan tehnik setik balik. Kontruksi slant tubes adalah yang paling baik karena jahitan bagian dalam dan bagian luar akan saling menutupi.


Baju Hangat



Jaket dengan bahan down akan sangat berguna tetapi dalam keadaan basah tidak ada gunanya. Beberapa bahan dari serat sintetis seperti polyester ( Dacron,Fortrel ) dan Acrylics ( Orlon ) sedikit menyerap keringat tetapi cepat kering bila basah. Dacron Fiberfill II merupakan bahan yang terbaik karena lebih ringan dan tidak kuyup bilamana terkena hujan. Untuk mengetahuinya, biasanya di bagian leher tertulis nama bahan yang dipakai. Disamping itu sweater dari wol juga merupakan pilihan yang tepat.


Tenda



Dari bentuknya, tenda secara garis besar terbagi atas: type prisma, type piramid, dan type kubah. Ketiga type tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing, dimana yang akan dipilih itu sesuai selera kita.

Untuk memilih tenda yang nyaman perlu diperhatikan apakah tenda tersebut lembab didalamnya, ini terutama untuk tenda yang seluruhnya terbuat dari bahan kedap air sehingga air yang akan masuk dan keluar tenda tertahan. Pilihlah tenda yang mempunyai lembaran gantung ( Flysheet ) kedap air yang menutupi tenda serapat mungkin dan akan lebih baik lagi flysheet mempunyai tiang-tiang tersendiri. Selain itu perlu diperhatikan pula bagian alasnya, bagian ini harus dilapisi lembaran alas yang tebal dan kedap air. Dan pada pintu masuk dan jendela tenda harus memakai jaring tipis.





PERLENGKAPAN BANTU
Lentera atau lilin.
Peluit, selain sebagai alat bantu komunikasi dapat juga dipakai sebagai alat penghibur.
Payung, selain sebagai alat pelindung hujan dan panas dapat pula digunakan sebagai penampung air hujan.
Golok.
Cermin SOS.
Kaca pembesar.
Tali paramuka / Webbing / Tali rafia.
Kompas, Protractor, Altimeter, Peta, Busur derajat, Bolpoint tiga warna.
Kantong plastic.
Gelang karet.
Peniti.
Sandal.
Kamera photografi.
Pesawat komunikasi.



PERENCANAAN PERBEKALAN



Dalam perencanaan perjalanan. perencanaan perbekalan adalah hal yang vital. Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

§ Lamanya perjalanan.

§ Aktivitas yang dilakukan.

§ Keadaan medan yang dihadapi.



Beberapa hal yang diperhatikan dalam membawa perbekalan :

§ Mengandung kalori ( 3.500 – 5.000 kalori ).

§ Tahan lama.

§ Makanan siap pakai, irit air, dan irit bahan bakar.

§ Ringan, mudah didapat dan murah.



JENIS BAHAN MAKANAN DAN MACAM MAKANAN



A. Sumber dari hidrat arang tiap l00 gram



Nasi = 178 kalori

Havermout = 390 kalori

Kentang = 90 kalori

Singkong = 140 kalori

Roti = 248 kalori

Biscuit = 458 kalori

Dodol = 395 kalori

Tape singkong = 173 kalori

Gaplek = 363 kalori

Sagu = 353 kalori

Ubi jalar = 123 kalori

Kwaci = 515 kalori

Mie instant = 337 kalori

Saos tomat = 98 kalori

Kecap = 46 kalori

Krim = 204 kalori

Teh = 132 kalori

Gula pasir = 364 kalori

Gula aren = 368 kalori

Gula merah tebu = 356 kalori

Gula merah kelapa = 386 kalori

Madu = 294 kalori

Coklat pahit = 504 kalori

Coklat manis = 472 kalori

Coklat susu = 38l kalori

Susu kental tak manis = 138 kalori

Susu kental manis = 338 kalori

Udang kering / ebi = 296 kalori

Tering kering tawar sekali = 331 kalori

Teri kering = 170 kalori

Ikan asin kering = 193 kalori

Coklat bubuk = 298 kalori



B. Sumber dari protein tiap l00 gram



Tempe = 149 kalori

Kacang rebus kulit = 360 kalori

Telur ayam = 162 kalori

Telur bebek = 189 kalori

Tahu = 98 kalori

Kacang tanah sangan = 359 kalori



C. Sumber protein dari lemak tiap l00 gram



Corned = 241 kalori

Daging asap = 191 kalori

Dendeng = 433 kalori

Sardens = 338 kalori

Sosis daging = 452 kalori

Sosis hati = 387 kalori

Mentega = 725 kalori

Ham = 389 kalori

Keju = 326 kalori



Kandungan menu = Hidrat arang 4 kal / gram

Lemak 9 kal / gram

Protein 4 kal / gram





KEBUTUHAN KALORI



1. Metabolisme basal ……………………………………….. l. 200 kal / hari

2. Aktivitas tubuh :

§ Jalan kaki 2 mil / jam …………………………………. 45 kal / jam

3 mil / jam ………………………………….. 90 kal / jam

4 mil / jam ………………………………….. 160 kal / jam

§ Memotong kayu / menebas …………………………….. 260 kal / jam

§ Makan …………………………………………………. 20 kal / jam

§ Duduk ………………………………………………….. 20 kal / jam

§ Bongkar pasang ransel / bikin camp ……………………. 50 kal / jam

§ Menggigil …………………………………………… … 220 kal / jam

§ Berdiri tegak …………………………………………… 40 kal / jam

§ Berdiri santai …………………………………………… 30 kal / jam

§ Berlari ………………………………………………… 70 kal / jam

§ Tidur ……………………………………………………. 10 kal / jam

§ Menjahit dengan tangan ………………………………… 40 kal / jam

§ Ganti pakaian ………………………………………… 70 kal / jam

§ Mengupas …………………………………………… 60 kal / jam

§ Gerak badan sangat ringan ………………………… 90 kal / jam

Gerak badan ringan ………………………………… 140 kal / jam

Gerak badan sedang ………………………………… 310 kal / jam

Gerak badan berat …………………………………… 540 kal / jam



3. Aktivitas dinamis khusus …………………………… 6 % - 8 % dari 1 + 2 / hari

4. Total kalori yang dibutuhkan ……………………………… 1 + 2 + 3



PACKING



Dalam hal pengepakan kita lihat dulu desain ransel yang kita bawa, berprame atau tidak, untuk itu kita perlu mengetahui kegunaan masing-masing ransel :



RANSEL BERFRAME

Kebaikan
dapat meletakkan bobot beban lebih tinggi dan dekat pinggang
dapat membagi keseimbangan dengan cara mengikatkan tali dipinggang
meringankan beban dan muatan banyak

Kekurangan
kurang enak dipakai untuk hutan rintisan
tidak bisa dibawa lari



RANSEL TANPA FRAME

Kebaikan
enak dibawa masuk hutan rintisan
dapat dibawa lari
muatan tergantung beban

Kekurangan
muatan beban terbatas
keseimbanagn beban berkurang
pengepakan kurang baik menyebabkan ransel mudah merosot





CARA PACKING



§ kelompokkan barang menurut fungsi masing-masing.

§ setelah dikelompokkan masukkan ke dalam tas plastik sesuai fungsinya, agar terlindung dari hujan dan tidak berantakan.

§ simpan barang yang ringan di bagian bawah dan yang berat di bagian atas, agar berat beban seluruhnya bertumpu di pundak. Bagilah berat beban secara merata antara bagian kiri dan kanan.

§ letakkan barang-barang kecil dikantung ransel.

§ simpan barang yang sering dipakai ditempat yang mudah dijangkau, sedapat mungkin letakan sesuai tingkat kebutuhan misalnya perlengkapan tidur di bagian bawah, pakaian cadangan diatasnya, kemudian perlengkapan masak dan perbekalan , baru kemudian tenda diatasnya.

§ Manfaatkan ruang yang ada di ransel seefisien mungkin misalnya ruangan di dalam nesting harus kita isi dengan gula, kopi, teh, atau mie instan.

Screen saver